Sebut Nasi Goreng Ikon Kuliner Indonesia, Puan: Kesan Masaknya Gampang Padahal Susah
Ketua DPR Puan Maharani

Bagikan:

SEMARANG - Ketua DPR Puan Maharani menghadiri Final Lomba Masak Nasi Goreng ibu-ibu di Semarang, Jawa Tengah. Bagi dia, nasi goreng adalah salah satu kuliner kebanggaan Indonesia yang memasaknya gampang-gampang susah.

Final Lomba Masak bertajuk Nasi Goreng Khas Mbak Ita merupakan acara yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam rangka memeriahkan HUT ke 78 RI. Babak final sendiri dilaksanakan di Lapangan Simpang Lima, Semarang pada Sabtu 26 Agustus.

Bersama Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Puan hadir disambut meriah oleh para ibu-ibu. Saat tiba di lokasi, Puan banyak diminta bersalaman dan foto bersama. Bahkan sejumlah ibu-ibu menyambut Puan dengan tarian.

Usai menyapa warga, Puan lalu meninjau stand-stand peserta lomba nasi goreng yang terdiri dari 150 regu. Saat meninjau masakan peserta, cucu Bung Karno tersebut mencicipi nasi goreng yang dimasak.

Puan kemudian memberikan hadiah ke juara lomba masak nasi goreng. Ia pun memuji para peserta lomba masak yang hasil masakannya dinilai sangat apik, termasuk dari sisi plating-nya.

“Saya sering masak nasi goreng. Dulu waktu masih anak-anak saya suka minta dimasakin. Jadi saya senang lihat antusias ibu-ibu warga Semarang. Pintar-pintar bikin nasi goreng. Ada yang berbentuk hati, bulan sabit, ada yang digulung telur,” ujar Puan saat memberi sambutan.

"Kesannya gampang menggoreng nasi ditambahkan dengan lauk, tetapi untuk dapat rasanya yang pas dan yang enak itu susah," sambungnya.

Lomba nasi goreng ini sendiri digagas oleh Wali Kota Semarang yang akrab disapa dengan sebutan Mbak Ita. Adanya lomba nasi goreng se-Kota Semarang itu dinilai semakin mengukuhkan kuliner tersebut sebagai peninggalan cita rasa nusantara.

"Acara ini saya harap bisa membuat nasi goreng Indonesia makin menguat citranya sebagai salah satu ikon kuliner Indonesia," jelas Puan.

Lomba nasi goreng dengan total hadiah senilai Rp 225 juta tersebut dibuat dalam rangka untuk mempromosikan konsep ketahanan pangan, urban farming, keseimbangan gizi makanan dan penanggulangan stunting kepada masyarakat luas.

Puan menilai, nasi goreng merupakan masakan yang sederhana namun dilakukan dengan penuh persiapan agar hasilnya bisa menggugah sekera makan.

"Banyak yang harus diperhatikan, mulai dari persiapan nasi yang mau digoreng itu tidak boleh yang lembek, lalu besar api-nya harus pas, kemudian mengatur takaran bumbunya, itu semua menjadikan kegiatan memasak nasi goreng sudah seperti seni tersendiri," tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.

Sebagai Ketua DPR RI, Puan kerap melakukan kunjungan kerja ke berbagai negara dan mencicipi kuliner khas negara-negara tersebut. Namun ia mengaku selalu merindukan cita rasa nasi goreng Indonesia.

"Saya sudah makan banyak kuliner negara-negara lain, tetapi yang namanya rasa nasi goreng Indonesia itu selalu bikin kangen, tidak ada yang bisa menyaingi," ungkap Puan.

"Ada rasa yang khas dari nasi goreng Indonesia perpaduan nasi, lauk pauk, bumbunya berbeda dengan negara-negara lain," sambungnya.

Dalam lomba di Semarang ini, seluruh peserta diwajibkan membuat nasi goreng dengan cita rasa yang nikmat, namun harus mementingkan kadar gizi yang seimbang dalam setiap porsi nasi goreng yang dibuat. Hal itu sejalan dengan komitmen Pemkot Semarang, yang ingin memperjuangkan ibu-ibu untuk tetap memberi asupan gizi seimbang bagi keluarganya.

Puan pun mengapresiasi filosofi atas terselenggaranya acara tersebut. Mantan Menko PMK itu menyebut, nilai gizi di setiap masakan harus dipadukan dengan pembuatan yang dari hati.

"Saya acungkan jempol untuk semua peserta lomba masak nasi goreng di Kota Semarang ini yang sudah menggunakan berbagai keahlian, pengalaman, dan memasak nasi goreng dengan perasaan," sebut Puan.

Sementara itu Wali Kota Semarang berterima kasih atas kehadiran Puan pada acara lomba masak hari ini.

“Terima kasih atas kerawuhan (kehadiran) Mba lk Puan, yang tentu akan memberi semangat untuk perempuan-perempuan, khususnya di kota Semarang,” ujar Mbak Ita.

Selain lomba masak, ada pula lomba yel-yel dari para ibu-ibu. Para peserta lomba masak dan lomba lainnya merupakan perwakilan setiap kelurahan di Semarang yang diambil dari tiap-tiap RT.

Puncak lomba masak nasi goreng pun dilengkapi dengan pesta rakyat, yang melibatkan 2.000 pelaku UMKM. Mbak Ita mengatakan, acara hari ini digagas termasuk untuk membumikan kembali agar ibu-ibu kembali suka memasak.

“Ini menjadi bukti perempuan-perempuan itu berdaya, perempuan hebat, jadi tidak hanya masak tapi juga macak (berdandan),” tutupnya.