Bagikan:

TRENGGALEK - Warga Jawa Timur, khususnya Trenggalek, diminta untuk tidak termakan hoaks terkait bencana alam. Masyarakat diimbau untuk lebih selektif dalam menerima informasi.

Seruan itu disampaikan karena pascagempa yang terjadi dua kali dalam sehari pada Kamis, 24 Agustus lalu. Sempat berhembus kabar bohong di media sosial dan jejaring whatsapp bakal terjadinya bencana tsunami.

Akibatnya, dunia maya di Trenggalek menjadi "riuh". Kabar bohong juga membuat sebagian warga menjadi panik.

"Kami imbau kepada masyarakat jangan mudah termakan kabar-kabar hoaks yang meresahkan. Selalu pantau informasi, serta ikuti arahan dan petunjuk dari petugas," kata Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Atmono, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 26 Agustus.

"Silahkan selalu memantau secara update informasi yang disampaikan petugas secara berkala agar tidak termakan kabar bohong," katanya.

Merujuk laporan BMKG, Kamis, 24 Agustus gempa terjadi di jarak 76 kilometer barat daya Trenggalek dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa itu magnitudo 4,8 itu getarannya dirasakan cukup kuat oleh warga Trenggalek.

Dalam skala II MMI, gempa yang berlokasi di 8.74 LS 111.51 BT itu juga dirasakan hingga Blitar, Nganjuk, Karangkates.

"Gempa itu terjadi tadi pagi pukul 02.52 WIB. Pengertian II MMI, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda yang digantung bergoyang," kata Triadi.

Kemudian gempa susulan terjadi pada pukul 06.23 WIB dengan magnitudo 2,7 di 35 kilometer barat daya Trenggalek dengan kedalaman 10 kilometer.

Namun gempa yang terjadi di 8.39 LS 111.61 BT tidak sekencang gempa pertama.

Pihaknya memastikan belum menerima laporan adanya kerusakan dampak dua gempa tersebut.

"Belum ada laporan soal gempa semalam. Ini saya cek di lapangan tidak ada laporan kerusakan," demikian Triadi Atmono.