Serukan Percepatan Ekspansi BRICS, Presiden China Xi Jinping: Buat Tata Kelola Global yang Lebih Adil
Presiden Lula, Presiden Xi Jinping, Presiden Ramaphosa, PM Modi dan Menlu Rusia Lavrov saat menghadiri KTT ke-15 BRICS di Johannesburg. (Sumber: Twitter @PresidencyZA)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden China Xi Jinping menyerukan percepatan ekspansi kelompok BRICS, yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan pada Hari Rabu.

Berbicara dalam pertemuan KTT ke-15 BRICS yang digelar di Johannesburg, Presiden Xi mengaku senang melihat negara-negara berkembang antusias berpartisipasi dan bergabung dengan blok tersebut.

"Kita harus membiarkan lebih banyak negara bergabung dengan keluarga BRICS untuk menyatukan kebijaksanaan dan upaya-upaya untuk membuat tata kelola global yang lebih adil dan merata," ujar Presiden Xi, melansir Reuters 23 Agustus.

Dalam pertemuan Hari Rabu, para pemimpin blok tersebut menimbang-nimbang peraturan untuk menerima anggota baru ke dalam kelompok mereka.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Xi juga mengatakan, negara-negara BRICS telah sepakat untuk meluncurkan kelompok studi tentang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), memperluas kerja sama di bidang AI, termasuk dengan memperkuat pertukaran informasi dan kerja sama teknis.

Bulan lalu, Afrika Selatan mengatakan lebih dari 40 negara telah menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dengan organisasi ini, yang bertujuan untuk mengimbangi hegemoni Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dalam urusan-urusan global. Dari jumlah tersebut, 22 di antaranya telah secara resmi meminta untuk bergabung, katanya.

Diketahui, Beijing telah lama menginginkan perluasan BRICS, dengan harapan keanggotaan yang lebih luas akan memberikan pengaruh pada kelompok yang telah menjadi rumah bagi sekitar 40 persen populasi dunia dan seperempat produk domestik bruto global.

Rusia juga ingin memperluas keanggotaan, sementara Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyuarakan dukungannya untuk ide tersebut pada pertemuan bilateral dengan Presiden Xi pada Hari Selasa.