Bagikan:

JAKARTA - Kapolri Jendral Idham Azis di dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi III DPR didesak untuk segera menyelesaikan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Sebab, kasus yang terjadi pada 2017 tersebut belum terpecahkan hingga saat ini.

Anggota Komisi III fraksi PPP, Arsul Sani mengatakan, kasus Novel Baswedan ini cukup membebani institusi Polri. Tak hanya itu, belum rampungnya kasus ini juga menimbulkan prasangka buruk dari masayarakat terhadap institusi polri.

"Kami berharap ada progres yang bisa diupdate ke komisi III terus menerus. Kalau sekarang belum ada progresnya ya apa mau dikata. Tapi ini sekali lagi, kami berharap ini jadi atensi khusus Pak Kapolri," tutur Arsul, di dalam rapat RDPU antara Komisi III bersama Kapolda seluruh Indonesia, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 20 November.

Sependapat, anggota Komisi III fraksi Demokrat, Benny Kabur Harman merasa heran. Kasus Novel Baswedan yang terjadi pada 2017 belum terpecahkan, sedangkan kasus bom yang terjadi di Polrestabes Medan baru-baru ini sudah diketahui tersangkanya.

"Kalau tersangka yang Medan saja cepat sekali diselesaikan, diungkapkan kasusnya. Maka mengapa kasus Novel Baswedan belum? mengapa lama sekali?," tanya Benny.

Benny mengaku, khawatir jika kasus ini belum juga diselesaikan dalam waktu dekat oleh Polri, akan menjadi beban bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Takutnya ini menjadi utang politik, utang hukum Bapak Presiden Joko Widodo nantinya. Mohon sungguh-sungguh Pak ungkapkan siapa pelakunya," tuturnya.

Mantan Ketua Komisi III ini juga mengklaim, bahwa Idham Azis sesungguhnya sudah mengetahui siapa dalang di balik penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK tersebut.

"Saya tahu pasti Pak Kapolri tahu lah siapa pelakunya, tinggal ada kemauan tidak untuk menangkapnya," ucapnya.

Menjawab pertanyaan tersebut, Kapolri Jenderal Idham Azis mengaku, pihaknya masih terus berkerja untuk mengungkap kasus Novel. Di samping itu, Idham juga meminta doa agar kasus ini segera selesai.

"Mudah-mudah waktu yang tak lama lagi akan ada perkembangan dan temuan yang signifikan. Sehingga kita bisa secepatnya mengungkap. Kebetulan saya masih Kabareskrim, belum ada pengganti saya, masih diproses di Wanjakti. Sehingga saya yakinkan kita terus bekerja dan bekerja," tuturnya.

Namun, terkait dengan tudingan Benny yang mengatakan Idham sebenarnya mengetahui siapa pelaku penyiraman air keras tersebut, tidak dijawab oleh Idham.