JAKARTA - Elektabilitas bakal capres Prabowo Subianto dilaporkan turun dalam berbagai simulasi survei nasional. Termasuk yang digelar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 31 Juli hingga 11 Agustus 2023.
Padahal Prabowo telah mendapat dukungan banyak parpol. Mulai dari Gerindra dan PKB sebagai inisiator hingga yang terbaru ketika Golkar dan PAN.
“Prabowo cenderung menurun,” ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam rilis resmi yang disiarkan secara virtual, Rabu 23 Agustus.
Dalam simulasi top of mind misalnya, tren elektabilitas Prabowo turun dari 20,9 persen di pertengahan Juli 2023 menjadi 20,8 persen di awal Agustus 2023.
Kemudian dalam simulasi tertutup tiga nama dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, elektabilitas Prabowo juga mengalami penurunan dari 37,8 persen persen di pertengahan Juli 2023 menjadi 33,6 persen di awal Agustus 2023.
Selanjutnya, dalam simulasi tertutup dua dengan Ganjar, elektabilitas Prabowo juga turun dari 46,7 persen di pertengahan Juli 2023 menjadi 44,5 persen di awal Agustus 2023.
Sedangkan dalam simulasi tertutup dua dengan Anies, elektabilitas Prabowo juga turun dari 54,9 persen di pertengahan Juli 2023 menjadi 52 persen di awal Agustus 2023.
BACA JUGA:
Dalam simulasi tertutup tiga nama dengan responden yang kenal ketiganya, elektabilitas Prabowo juga turun dari 35,0 persen di pertengahan Juli 2023 menjadi 31,6 persen di awal Agustus 2023.
Selanjutnya dalam simulasi dua nama yang kenal Prabowo dan Anies, elektabilitas Prabowo juga turun dari 55,1 persen di pertengahan Juli 2023 menjadi 52,1 persen di awal Agustus 2023.
Sedangkan dalam simulasi dua nama yang kenal Prabowo dan Ganjar, elektabilitas Prabowo juga turun dari 44,5 persen di pertengahan Juli 2023 menjadi 42,5 persen di awal Agustus 2023.
Diketahui, populasi SMRC adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Sampel basis 3.710 responden dipilih secara random (stratified multistage random sampling) dari populasi tersebut dengan jumlah yang proporsional. Oversample dilakukan di provinsi-provinsi kecil sehingga jumlah sampel tiap provinsi minimal 100 responden.
Total sampel akhir adalah 5.000 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 4.260 atau 85 persen. Sebanyak 4.260 responden itu yang dianalisis.
Margin of error survei dengan jumlah sampel tersebut secara nasional diperkirakan +/- 1.65 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.