Bagikan:

SEMARANG - Sebanyak 310 desa di wilayah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau. Ratusan desa tersebut, tersebar di 27 wilayah kabupaten/kota di Jateng.

Kepala pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Bergas Catursasi, mengungkapkan ada 310 desa mengalami kekeringan dan krisis air bersih di wilayah Jateng.

"Penanganan dampak kekeringan telah dilaksanakan oleh BPBD masing-masing kabupaten/kota,” kata Bergas Rabu 23 Agustus.

Bergas mengatakan, masing-masing BPBD telah memetakan terkait sumber air yang akan digunakan untuk menyalurkan atau dropping air besih kepada masyarakat.

"Mereka sudah memetakan terkait sumber air yang tersedia, dan kemudian anggaran juga ada,” imbuhnya.

Menurut Bergas, rata-rata ketersediaan air di kabupaten/kota baru sepertiga hingga 40 persen yang digunakan. Melalui pemetaan data yang ada, pihaknya sanggup untuk melakukan droping air bersih sesuai permintaan masyarakat.

“Sedangkan masa puncak kemarau antara Agustus hingga September. Diharapkan November sudah ada hujan,” ungkapnya.

Bergas menambahkan, hingga Agustus 2023 sebanyak 9,2 juta liter air bersih telah disalurkan oleh BPBD Provinsi Jawa Tengah guna membantu kebutuhan air bersih bagi warga yang terdampak musim kemarau.