Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Fadli Zon menyebut pihaknya memiliki tradisi mengumumkan bakal calon wakil presiden (cawapres) pada menit-menit akhir jelang ditutupnya pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan cawapres.

“Kan kita tahu seperti pada waktu lalu juga di (Pemilu) 2019, (Pemilu) di 2014, selalu di kita itu tradisinya itu last minute. Bahkan, ada yang beberapa jam sebelumnya,” kata Fadli dilansir ANTARA, Rabu, 9 Agustus.

Dia menilai pengumuman pasangan calon capres-cawapres di menit akhir juga menjadi elemen kejutan sebagai strategi yang dilancarkan pihaknya.

“Ya, karena itu juga mungkin bagian dari strategi, ada yang namanya element of surprise. Kalau diumumkan dari sekarang ya enggak surprise lagi," ujarnya.

Selain itu, kata dia, pengumuman nama cawapres tidak perlu dilakukan secara terburu-buru karena dalam penentuannya banyak aspek yang harus dipertimbangkan.

"Dari calon-calon yang ada itu yang sudah menentukan calonnya belum ada yang definitif, bahkan ya masih banyak yang semuanya itu wait and see sambil melihat indikator-indikator melalui survei dan sebagainya. Jadi saya kira tradisinya itu last minute," katanya.

Apalagi, sambung dia, nama cawapres akan digodok seksama terlebih dahulu dengan partai politik Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

"Pasti itu akan menjadi perbincangan dan pertimbangan yang sangat penting oleh Pak Prabowo dan juga Cak Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) dan juga yang lain-lain," katanya.

Fadli menegaskan hubungan antara Partai Gerindra dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih berjalan dengan baik hingga saat ini.

"Terkait dengan isi pilpres, saya kira dari Pak Prabowo sendiri mengatakan tetap kami solid bersama-sama. Apalagi waktunya juga masih ada ruang gitu, ya. Jadi deadline untuk penentuan itu kan masih cukup panjang karena itu kan pak Prabowo bilang, 'Gus (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) jangan ke mana-mana kira-kira begitu'," ujar dia.

Terkait adanya pernyataan yang menyebut PKB akan berpindah koalisi lantaran Partai Gerindra tak kunjung mengumumkan cawapresnya, dia menilai hal tersebut sebagai dinamika perbedaan pendapat di internal.

"Saya kira mudah-mudahan tidak ada masalah ya, dalam politik kan biasa kalau ada pernyataan-pernyataan," ucap dia.