Bagikan:

CIANJUR - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan 151 unit rumah relokasi tahap II di Kecamatan Mande untuk penyintas gempa Cianjur sudah dapat dihuni dalam pekan ini. Meski demikian, sejumlah sarana penunjang belum tersedia.

Deputi IV BNPB Jarwansyah mengatakan, pembangunan rumah relokasi untuk warga korban gempa di Kecamatan Cianjur dan Cugenang sudah tuntas dilakukan sejak beberapa bulan yang lalu namun belum diserahterimakan.

"Untuk serah terima yang sempat tertunda sudah dilakukan, sehingga saat ini tinggal diisi calon pemiliknya. Pemkab Cianjur sudah memberikan data penerima sesuai dengan surat keputusan yang diberikan Bupati Cianjur," katanya di Cianjur, Jawa Barat, Rabu 9 Agustus, disitat Antara.

Namun sejumlah fasilitas dan sarana penunjang termasuk air bersih masih diupayakan agar dapat mengalir ke setiap rumah relokasi tahap II itu dalam satu pekan ke depan, atau pemerintah daerah dapat membantu pasokan air sampai sumber mata air dapat mengalir.

"Saat ini upaya membuat sumur bor sedang diupayakan agar penghuni tidak kesulitan mendapatkan pasokan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga," katanya.

Sedangkan terkait 190 rumah relokasi tahap III di Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, ungkap dia, masih dalam proses pengukuran dan meratakan lahan dengan harapan dapat segera dibangun dan calon penghuni dapat segera menempati rumah tersebut.

"Kami berupaya pembangunan berjalan sesuai target agar tidak ada lagi warga penyintas gempa yang tinggal di dalam tenda. Namun untuk satu pekan ini, mereka akan mendapat uang tunggu yang bisa dipakai menyewa rumah atau membangun hunian sementara," katanya.

Pihaknya menilai penanganan gempa di Cianjur, termasuk paling cepat dibandingkan dengan kota/kabupaten lain yang mengalami hal yang sama kurang dari satu tahun berkat kerja sama semua pihak termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, BNPB, TNI/Polri dan organisasi kemanusiaan yang ada, demikian Jarwansyah.