Anggota DPR Bakri HM Jadi Sorotan Gara-gara Bicara NTT Tidak Ada yang Istimewa, Paling Komodonya <i>Aja</i>
Anggota DPR Komisi V Bakri HM saat berbicara NTT tidak ada yang istimewa dalam RDP dengan Dirjen Cipta Karya dan Kepala BPIW

Bagikan:

JAKARTA - Anggota DPR A Bakri HM lagi jadi sorotan di linimasa Twitter. Bakri HM dinilai menyinggung Nusa Tenggara Timur (NTT) karena menyebut NTT tidak ada yang istimewa. 

Pangkal mula luapan emosi warganet dikarenakan pernyataan Bakri HM saat rapat dengar pendapat Komisi V DPR dengan Dirjen Cipta Karya dan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR.

Rapat dengar pendapat yang digelar Selasa 26 Januari itu membahas program kerja Ditjen Cipta Karya dan BPIW untuk tahun 2021.

Bakri HM politikus Partai Amanat Nasional (PAN) dalam RDP menyinggung soal ketidakadilan alias ketimpangan anggaran BPIW untuk daerah-daerah. Bagi Bakri anggaran untuk lima Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) terlampau besar.

“Saya melihat program 2021, 5 kawasan strategis pariwisata nasional, alangkah baiknya mungkin ke depan setiap anggota didata program wisata yang ada di daerah. Ini rasa keadilan. Saya kemarin diajak teman-teman Komisi V kunjungan ke NTT, tidak ada yang istimewa Bu di sana, paling yang istimewa komodonya aja,” kata politikus PAN Bakri lugas berbicara dalam ruang Komisi V DPR.

Lantas Bakri HM membanding-bandingkan NTT dengan Jambi. Baginya, Jambi punya segudang potensi wisata yang tak kalah hebat dari daerah lainnya.

“Ibu lihat pantai, lihat apa, tempat saya Jambi banyak Bu begitu. Tapi anggarannya (5 KSPN) bukan main besar sekali. Untuk rasa keadilan alangkah bagusnya setiap anggota dikasih, sebagai contoh kalau bicara kunjungan wisata di Jambi tidak kalah. Kami punya wisata Candi Muaro Jambi terkenal dari sekian ribu tahun lalu, sekolahnya ilmu Buddha. Terus sungai Batanghari yang panjang, adalagi geopark di Merangin, Rumah Tua Tabir (Rumah Tuo Rantau Panjang), gunung tertinggi di sumatera Gunung Kerinci. Nah ini banyak bu, kalau ini tidak dibagi porsinya kita merasa akan rame terus. Inti ujung-ujungnya kita ingin keadilan,” sambung Bakri.