Sebut Kerja Sama Pertahanan dengan AS Bukan Persiapan Perang, PM PNG: Di Pasifik Kami Berbicara Tentang Perdamaian
PM Papua Nugini James Marape. (Wikimedia Commons/State Department/Chuck Kennedy)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Papua Nugini James Marape pada Hari Kamis mengatakan, kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat akan membangun kemampuan PNG, dan "bukan untuk persiapan bersama perang".

"AS tidak membutuhkan tanah PNG untuk menjadi landasan peluncuran," katanya kepada wartawan dalam konferensi pers di ibu kota PNG, Port Moresby, melansir Reuters 27 Juli.

"Mereka memiliki pangkalan di Filipina, di Korea, di tempat lain, lebih dekat ke China," tambahnya.

PNG dan AS menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan pada Bulan Mei lalu, menetapkan kerangka kerja bagi Washington untuk memperbarui pelabuhan dan bandara PNG untuk penggunaan militer dan sipil

Teks perjanjian tersebut menunjukkan perjanjian itu memungkinkan penempatan pasukan dan peralatan AS di PNG, mencakup pangkalan angkatan laut Lombrum yang sedang dikembangkan oleh Australia dan Amerika Serikat.

Parlemen PNG belum meratifikasi kesepakatan itu, yang telah dipertanyakan oleh beberapa politisi partai oposisi yang khawatir akan mengecewakan mitra dagang utama, China.

PM Marape sendiri mengatakan pemerintahannya mengutamakan diplomasi.

"Di Pasifik, kami tidak berbicara tentang perang, kami berbicara tentang perdamaian, toleransi, dan tentu saja mempromosikan nilai-nilai demokrasi, kekristenan, dan hidup berdampingan dengan baik satu sama lain. Amerika Serikat selalu menunjukkan karakter tersebut dalam jejak global mereka," urai PM Marape.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan dalam kunjungannya ke PNG Hari Kamis, Washington tidak berniat membangun pangkalan militer permanen di negara itu meski ada perjanjian pertahanan baru.

"Saya hanya ingin memperjelas, kami tidak mencari pangkalan permanen di PNG," kata Menhan Austin.

"Tujuan kami adalah untuk memastikan kami memperkuat kemampuan PNG untuk mempertahankan diri dan melindungi kepentingannya," tandas Menhan Austin.

Diketahui, Amerika Serikat dan sekutunya berusaha untuk mencegah negara-negara kepulauan Pasifik membentuk hubungan keamanan dengan China, sebuah kekhawatiran yang meningkat di tengah ketegangan atas Taiwan dan setelah Beijing menandatangani pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon.