JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama National Space Policy Secretariat Cabinet Office (CAO-NSPS) Jepang bekerja sama dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi sistem navigasi satelit.
Kedua belah pihak telah melakukan penandatanganan komitmen awal dalam bentuk letter of intent (LOI) di gedung B.J. Habibie, kompleks BRIN, Jakarta, Selasa, 25 Juli.
"Penandatanganan LOI adalah sebuah titik awal. Selanjutnya, kami tentu berharap ada serangkaian implementasi konkrit yang memberikan manfaat kepada para pihak," kata Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Hendrian dilansir ANTARA.
Dia mengatakan pemanfaatan satelit dan pengembangan teknologinya tentu amat sangat dibutuhkan oleh negara kepulauan, seperti Indonesia.
Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN, Budi Prawara memandang ada potensi pemanfaatan dari Quasi Zenith Satellite System (QZSS) yang dikembangkan dan dioperasikan oleh Jepang.
QZSS merupakan satelit pemosisi yang memiliki akurasi yang tinggi, sehingga bermanfaat dalam pengembangan sistem kendaraan listrik otonom dan juga smart buoy yang kini sedang dikembangkan oleh BRIN.
BACA JUGA:
Budi menjelaskan setiap kendaraan otonom bergerak dari destinasi ke tujuan harus ada yang memandu, salah satunya menggunakan sistem pemosisi global atau GPS yang akurat untuk meminimalkan terjadi tabrakan.
"Itu sangat bagus untuk sistem kendaraan otonomus yang menjadi salah satu fokus program Organisasi Riset Elektronika dan Informatika," ujarnya.
BRIN dalam waktu dekat bakal menggelar lokakarya mengenai teknologi sistem navigasi satelit.