Guyonan Walkot Semarang Minta Lurah Rajin Blusukan: Kantonya Tak Usah Pakai AC Biar <i>Sumuk</i> Terus Muter
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti saat membuka Diklat Manajemen Pemerintah bagi Lurah di Kota Semarang (ANTARA/HO-Pemkot Semarang)

Bagikan:

SEMARANG - Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta jajaran lurah untuk rajin turun ke tengah masyarakat sehingga bisa mengetahui dan memahami persoalan-persoalan yang sedang terjadi.

"Harusnya lurah 'muter', tidak di kantor saja. Saya sampai ada guyonan, gimana ya kantornya (kelurahan) tidak usah pakai AC. Jadinya 'sumuk' (gerah) dan 'muter'," kata Ita, sapaan akrabnya di Semarang dilansir ANTARA, Selasa, 25 Juli.

Hal itu disampaikan Ita di sela Diklat Manajemen Pemerintah bagi Lurah di Kota Semarang yang berlangsung di Markas Batalyon Infanteri Raider 400/Banteng Raiders.

Menurut dia, lurah semestinya cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat dan permasalahan bisa dipahami jika lurah rajin turun ke tengah warganya.

Melalui diklat, Wali Kota Semarang mengharapkan jajaran lurah bisa menjadi semakin cepat tanggap, mampu memahami, melaksanakan hak, dan kewajiban secara seimbang.

Ita berharap para lurah tertanam pola pikir melayani, loyalitas, dan integritas selepas mengikuti diklat tersebut sehingga bisa menjalankan tugas sebagai pemangku wilayah secara optimal.

Dia menjanjikan akan memberikan penghargaan kepada lurah yang berprestasi dalam menjalankan tugas, kewajiban, dan tanggung jawabnya kepada masyarakat.

"Kalau ada masalah, jangan sungkan-sungkan lapor, komunikasi. Kami tidak akan segan-segan memberikan penghargaan, tetapi 'panjenengan' (Anda) harus melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai lurah," katanya.

Sementara itu, Komandan Batalyon Infanteri Raider 400/Banteng Raiders Letkol Moh. Zainollah mengungkapkan bahwa penyelenggaraan diklat tersebut merupakan ide Wali Kota Semarang yang ingin perubahan ke arah lebih baik.

Diklat ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dalam proses pengelolaan, dan penyelenggaraan kelurahan.

"Mencakup perencanaan, pemerintahan, pengorganisasian, pengembangan, penggunaan sumber daya  pemerintahan, dan khususnya kelurahan," kata dia.

"Saya berharap momen ini dijadikan introspeksi. Ayo kita memiliki empati, dengan empati akan memiliki kepedulian untuk berbuat sesuatu yang baik kepada orang lain," pungkasnya.