MANOKWARI - Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Papua Barat mengusulkan delapan puskesmas menjadi fasilitas kesehatan (faskes) yang bisa memberi pelayanan perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP) pasien human immunodeficiency virus / accquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS).
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Manokwari Rahimi mengatakan, delapan puskesmas yang diusulkan adalah Puskesmas Sanggeng, Wosi, Sowi, Maripi, SP4, Amban, Pasir Putih dan SP7.
“Bulan ini kita akan melakukan pertemuan dengan Kementerian Kesehatan RI untuk mengusulkan delapan puskesmas menjadi faskes yang bisa PDP HIV,” ujar Rahimi di Manokwari, Antara, Jumat, 21 Juli.
Rahimi menjelaskan, dengan adanya puskesmas PDP maka masyarakat bisa melakukan pemeriksaan sekaligus pengobatan HIV. Puskesmas tersebut tidak perlu lagi merujuk pasien HIV ke rumah sakit.
“Kecuali jika pasiennya memiliki komplikasi alergi obat atau membutuhkan perawatan medis yang lebih sulit, itu baru dirujuk ke rumah sakit,” kata Rahimi.
Ia mengungkapkan, pengusulan delapan puskesmas tersebut sebagai upaya pemerintah memeriksa dan mendata pasien HIV di Manokwari, sekaligus bertugas mengawasi pasien yang meminum obat antiretroviral (ARV).
“Saat ini penderita HIV di Manokwari berjumlah 745 orang. Dari jumlah itu, 60 persennya mengkonsumsi ARV,” jelasnya.
“Karena sekarang semua orang wajib periksa HIV, seperti ibu hamil harus diperiksa. Kalau dulu kita masih tawarkan mau atau tidak periksa HIV. Tapi sekarang tidak lagi, kalau tidak mau bikin surat pernyataan. Anggota TNI-Polri yang bertugas di Manokwari juga harus diperiksa,” jelasnya.
Rahimi mengatakan, Kementerian Kesehatan RI menargetkan Pemkab Manokwari melakukan pemeriksaan HIV 8.000 orang pada tahun ini. Dari target tersebut, Dinkes Manokwari sudah memeriksa 4.480 orang.
“Saat ini kita sedang gencar-gencarnya melakukan pemeriksaan ke instansi swasta dan perguruan tinggi. Agenda kita bulan Agustus akan melakukan pemeriksaan HIV di Universitas Papua (Unipa) dengan target 1.000 orang,” ujar Rahimi.
Ia menambahkan, pemeriksaan itu dilakukan agar pemerintah mendeteksi HIV sedini mungkin. Sehingga selanjutnya bisa dilakukan langkah-langkah pendampingan.
BACA JUGA:
"Mulai kemarin (Kamis-red) hingga hari ini kita sudah lakukan pelatihan konselor untuk denam RS dan 15 faskes di Manokwari,” tambahnya.