JAKARTA. Rupiah di pasar spot dibuka di zona merah pada perdagangan Kamis 20 Februari pagi. Pantauan VOI, pada pukul 09.07 WIB, rupiah turun ke level Rp 13.715 per dolar Amerika Serikat (AS), atau melemah 0,15 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya yang ada di posisi Rp 13.695 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, para pelaku pasar hari Kamis ini mengantisipasi kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral China sebagai salah satu bentuk stimulus untuk menumbuhkan kembali ekonomi di tengah wabah virus corona.
"Stimulus ini ditanggapi positif oleh pelaku pasar dan membantu penguatan aset berisiko dan mungkin rupiah hari ini," ujarnya kepada VOI.
Di samping menunggu keputusan Bank Sentral China, lanjut Ariston, pasar juga menantikan kebijakan baru Bank Indonesia (BI) hari ini. BI mungkin melakukan pelonggaran moneter untuk mengantisipasi dampak virus corona.
"Rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp13.650-13.720 hari ini," tuturnya.
Pergerakan rupiah setali tiga uang dengan mayoritas mata uang di kawasan. Won Korea kembali menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,39 persen.
Disusul, ringgit Malaysia yang melemah 0,23 persen. Ada juga dolar Taiwan yang terkoreksi 0,12 persen. Peso Filipina dan baht Thailand pun turun masing-masing 0,06 persen dan 0,04 persen.
Dolar Singapura dan dolar Hong Kong pun ikut terkoreksi tipis sebesar 0,01 persen. Sementara itu, yen Jepang menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di hadapan dolar AS setelah naik 0,17 persen.
Pergerakan rupiah hari ini menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Para analis memprediksi, BI akan memangkas suku bunga acuan atawa BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR). Saat ini BI7-DRRR berada di level 5 persen.