JAKARTA - Pusat Kajian Islam dan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah menginformasikan pihaknya bekerja sama dengan Wikimedia Foundation untuk mendigitalkan naskah-naskah kuno dari Provinsi Sumbar.
"Naskah-naskah lama sedang didigitalkan melalui Program Wikisource Cinta Naskah (Wilma)," kata Pramono, yang memimpin tim digitalisasi naskah-naskah kuno Sumbar, di Jakarta, Senin.
Mengutip Antara, Rabu, upaya kolaboratif untuk menyimpan dan menyebarluaskan informasi tentang manuskrip tua kepada masyarakat juga didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas dan dua organisasi lokal.
Organisasi tersebut adalah Komunitas Cinta Naskah Nusantara (Manassa) dan Surau Intellectual Community for Conservation (SURI).
Saat ini, anggota timnya sedang mendigitalkan naskah kuno Syech Abdul Latif Syakur, ulama terkemuka yang mendalami Islam langsung dari Syech Ahmad Khatib Al-Minangkabauwi.
BACA JUGA:
Syakur (1882–1963) terkenal dengan bakat intelektualnya, terbukti dari kumpulan karya-karyanya. Menariknya, manuskrip-manuskripnya tidak hanya membahas soal agama, tapi juga kuliner.
Semasa hidupnya, Syakur dikenal sebagai ulama yang gemar memasak, kata Pramono seraya menambahkan anggota timnya saat ini tengah mendigitalkan 50 bundel naskah Syakur.
“Mereka menargetkan selesai digitalisasi sekitar 7 ribu halaman naskah Syech Syakur pada bulan ini,” imbuhnya.
Untuk digitalisasi manuskrip Syakur, anggota tim dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama bertugas mengambil foto salinan digital manuskrip, sedangkan kelompok kedua bertugas mengunggah metadata. Selama proses pengerjaan, mereka menemukan banyak manuskrip yang rusak.
“Untuk tujuan ini, kami memang membutuhkan upaya khusus untuk mengembalikan manuskrip yang rusak berat dan sedang,” katanya, seraya menambahkan bahwa salinan digital manuskrip lama akan diunggah ke Wikimedia Commons, yang menyediakan konten gratis untuk umum.
Sebelum mendigitalkan naskah-naskah kuno di Sumbar, penanggung jawab Program Wilma melakukan misi serupa di Provinsi Bali dan Yogyakarta, tututp Pramono.