Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan sepanjang tahun 2020, seluruh negara di dunia termasuk Indonesia merasakan betapa beratnya masa-masa sulit akibat adanya pandemi COVID-19 ini. Karena, pandemi tidak hanya menghantam sektor kesehatan, tetapi juga berimbas pada sektor ekonomi.

"Krisis kesehatan dan ekonomi harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan, antara gas dan rem harus dijalankan secara tepat, ini hal yang tidak mudah. Sangat tidak mudah. Penanganan kesehatan dan ekonomi sama-sama pentingnya, sama-sama strategisnya," tuturnya, dalam acara 'Economy Recovery: How to Accelerate Economic Growth', Rabu, 27 Januari.

Agar sektor kesehatan dan ekonomi berjalan bersamaan, kata Jokowi, pemerintah telah menyiapkan strategi jangka pendek yaitu vaksinasi COVID-19 secara massal dan secepat-cepatnya. Strategi ini diterapkan untuk mengawali tahun 2021.

"Vaksinasi adalah salah satu kebijakan prioritas dan pemerintah ingin bekerja cepat untuk memperoleh ratusan juta dosis vaksin di tengah dominasi negara maju dalam mendapatkan vaksin," jelasnya.

Kata Jokowi, untuk mendukung program vaksinasi pemerintah telah menyiapkan infrastruktur, data, hingga vaksinator yang disiapkan dengan baik.

"Sekarang ini kita sudah punya kurang lebih 30 ribu vaksinator dan lainnya. Kita mengupayakan vaksinasi ini secepatnya untuk mengejar yang namanya kekebalan komunal, herd imunity," tuturnya.

Meski memiliki strategi jangka pendek yakni vaksinasi, Jokowi menekankan bahwa 3T yakni testing, tracing, dan treatment serta kesiagaan fasilitas kesehatan tetap harus disiapkan.

"Gerakan disiplin protokol kesehatan tetap berjalan, disiplin 3M menggunakan masker dan lain-lain ini harus terus digencarkan. Harus ada sinergi antar elemen mulai dari struktur paling atas di provinsi, gubernur, bupati, wali kota, sampai ke level bawah kepala desa, RT/RW, semua harus dilibatkan agar yang namanya disiplin protokol kesehatan betul-betul bisa kita perkuat," jelasnya.