HUT ke-57 Golkar, Jokowi Singgung PR Pemerintah yang Harus Dituntaskan
Presiden RI Joko Widodo/ Foto:IST

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia semakin membaik. Hal ini terlihat dari jumlah kasus yang semakin menurun, tingkat penularan melandai, angka kematian berangsur menurun. Meksi begitu, masih ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan.

"Indonesia juga masih memiliki banyak agenda-agenda atau pekerjaan rumah (PR) stategis bangsa yang harus dituntaskan. Diantaranya bagaimana kita mampu menyelesaikan kemiskinan ekstrim, bagaimana kita mendorong tumbuhnya semakin banyak lapangan kerja baru," katanya Jokowi dalam acara HUT ke-57 Golkar di Jakarta, Sabtu, 23 Oktober.

Tak hanya itu, kata Jokowi, pemerintah juga harus membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) naik kelas. Seperti diketahui, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Dimana kontribusi terhadap PDB sebesar 60 persen.

"Bagaimana kita mampu membuat UMKM kita naik kelas, agar UMKM kita semakin kuat dan tangguh pascapandemi ini," tuturnya.

Jokowi mengatakan bahwa sejalan dengan membaiknya penanganan kesehatan, perekonomian nasional juga mulai menggeliat bergerak ke arah positif.

"Ekonomi kita tumbuh, neraca perdagangan mengalami surplus, PMI juga semakin membaik," ucapnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, pandemi COVID-19 telah mengajarkan banyak kepada semua pihak tentang pentingnya respon cepat dan tepat, yang bisa menjangkau dan melindungi masyarakat di seluruh pelosok tanah air tanpa terkecuali.

Lebih lanjut, Jokowi menilai pandemi COVID-19 adalah sebuah ujian ketangguhan sistem dan kelembagaan di Indonesia. Karena di saat pandemi ini, Indonesia mengahadapi krisis global dalam waktu bersamaan.

"Juga krisis kesehatan dan krisis ekonomi, krisis ini yang tidak ada dalam sejarah yang untuk mengatasinya perlu tindakan-tindakan yang luar biasa, tindakan yang ekstra ordinary," katanya.

Karena itu, kata Jokowi, dalam kondisi ini lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif ditantang dan diuji apakah bisa menghadapi situasi pandemi COVID-19 ini dengan baik. Selain itu, wadah artikulasi dan agregasi politik masyarakat di partai juga diuji.

"Apakah partai politik sudah berada di kanan dan kiri masyarakat dalam menghadapi situasi seperti ini. Dituntut untuk hadir meringankan beban masyarakat dan juga hadir memberikan solusi atas persoalan-perosalan yang dihadapi rakyat kita," tuturnya.