BKKBN Dipersilakan Pakai Kapal TNI AL untuk Jangkau KB di Daerah Terpencil
Ilustrasi. KRI dr Wahidin Sudirohusudo-991 buatan PT PAL Indonesia, Kapal bantu rumah sakit (BRS) pertama TNI AL berlabuh di Papua Barat pada Senin 9 Agustus 2022. (Antara-Olha Mulalinda)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dipersilakan memakai kapal rumah sakit milik TNI Angkatan Laut (AL) untuk memperluas layanan program KB di daerah terpencil.

“Kegiatan bakti sosial ini dilaksanakan dalam bentuk pelayanan kesehatan. BKKBN disertakan untuk memberikan pelayanan KB dan kegiatan terkait percepatan penurunan stunting. TNI AL akan mengerahkan kapal rumah sakit,” kata Kepala Dinas Potensi Maritim TNI AL Laksamana Pertama Suradi Agung Slamet di Jakarta, Kamis 22 Juni, disitat Antara.

Dalam kunjungannya menemui Kepala BKKBN Hasto Wardoyo hari ini, Suradi menuturkan usulan itu diajukan karena pihaknya akan melaksanakan bakti sosial pada minggu ketiga Juli 2023 dengan lokus acara di sekitar Jawa Timur atau Nusa Tenggara Timur (NTT).

Keterlibatan BKKBN, menurutnya, sangat sesuai dengan bakti sosial yang dilaksanakan dalam bentuk pelayanan kesehatan. Apalagi BKKBN sedang menggencarkan pelayanan KB dan kegiatan percepatan penurunan stunting.

Suradi merasa kapal rumah sakit dapat menunjang hal tersebut karena kapal memiliki ruang operasi yang bisa digunakan untuk pelayanan Metode Kontrasepsi Wanita (MOW) maupun Metode Kontrasepsi Pria (MOP).

TNI AL juga sudah menyiapkan pelayanan kesehatan yang digelar berupa operasi bibir sumbing, katarak, pelayanan kesehatan umum, dan pelayanan KB.

“Waktu dan lokus kegiatan yang pasti masih akan kami bahas. Kalau di NTT, acara pembukaan di Kupang, sementara bakti sosial di Maumere, Rote, atau daerah lainnya. Sementara kalau di Kepulauan Masalembo, Jawa Timur, kapal rumah sakit kami yang berukuran besar tidak bisa sandar di dermaga. Harus ada kapal kecil sebagai penghubung dengan dermaga,” katanya.

Menanggapi hal itu Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyatakan dengan senang hati menerima undangan tersebut. Apalagi arahan Presiden Joko Widodo harus kerja sama lintas sektor dalam Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan percepatan penurunan stunting.

Selain itu, kata dia, masih banyak wilayah pelayanan KB berada di daerah remote, terisolir, sehingga sulit dijangkau padahal jumlah penduduknya terbilang banyak.

“Bekerja sama dengan TNI-AL, kami berharap masalah pelayanan KB di area remote dengan jumlah penduduk banyak dapat teratasi, karena TNI-AL memiliki armada kapal rumah sakit yang mampu menjangkau daerah terisolir,” kata Hasto.