Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo optimistis ketersediaan pangan strategis jelang Ramadan dan Idul Fitri dapat mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat.

“Menjaga ketersediaan pangan sampai Mei 2020. Prognosa saat ini, 11 bahan pokok diperkirakan mencukupi,” ujar Syahrul, dikutip Selasa 18 Februari.

Untuk menjaga ketersediaan itu, Kementan mengaku masih harus mengimpor beberapa komoditas, seperti bawang putih, daging sapi atau kerbau, dan gula pasir agar cukup untuk kebutuhan domestik.

Sementara pada segi stabilitas harga, Kementan menggelar pasar murah pada Februari hingga bulan-bulan berikutnya. Adapun komoditas yang dijual adalah volatile food, seperti bawang putih, daging merah, cabai rawit, cabai merah, gula pasir, dan daging ayam.

“Kementerian Pertanian juga merencanakan pasokan atau produksi dalam negeri melalui daerah sentra produksi cabai, bawang merah, dan komoditas hortikultura lainnya,” ujar Syahrul.

Tahun ini, Kementan menargetkan produksi komoditas pangan strategis untuk kebutuhan sepanjang 2020. Produksi padi, lanjut dia, ditargetkan mencapai 59,15 juta ton.

Sementara, produksi jagung ditargetkan mencapai 24,17 juta ton; kedelai 420.000 ton; bawang merah 1,66 juta ton; cabai besar 1,35 juta ton; cabai rawit 1,47 juta ton. Selain itu, kementerian juga menargetkan produksi kopi 769.720 ton; kakao 771.890 ton; kelapa 2,8 juta ton.

“Kami menargetkan populasi sapi 18,78 juta ekor yang menghasilkan daging 4,81 juta ton. Produksi daging sapi kerbau 432.910 ton,” sambungnya.

Dengan target produksi ini, pemerintah memastikan tak akan impor beras sebab ketersediaan selama Januari–Maret dinilai mencukupi. Apalagi stok beras pada akhir Desember mencapai 4,5 juta ton.

Dari angka itu, perkiraan produksi mencapai 14,2 juta ton. Adapun perkiraan kebutuhan nasional mencapai 12,6 juta ton.