Bagikan:

JAKARTA - Kaja Kallas dari Partai Reformasi resmi menjadi Perdana Menteri (PM) wanita pertama Estonia. Kaja menggantikan Juri Ratas yang telah mengundurkan diri karena tersandung kasus korupsi. Parlemen secara paripurna memilih Kallas.

"Hal pertama yang akan kami tangani adalah krisis kesehatan. Sasaran kami adalah menjaga Estonia seterbuka mungkin sehingga orang dapat pergi bekerja, anak-anak bersekolah, dan melanjutkan kegiatan ekonomi,” kata Kallas sembari menyinggung pandemi COVID-19 dikutip Reuters, Selasa, 26 Januari.

Dengan terpilihnya Kallas menandai akhir dari kuasa Partai EKRE dalam pemerintahan negera yang berpenduduk 1,4 juta orang. Akan tetapi, Partai EKRE akan menjadi mitra dipemerintahan, sekalipun partai tersebut penuh kontroversi.

Sebelumnya, sekretaris jenderal Partai EYRE sempat mendapatkan tuduhan korupsi, yakni dalam menyetujui sumbangan hingga 1 juta euro dari seorang penguasa. Sebagai gantinya, pengusaha tersebut diberikan izin untuk membangun di atas tanah pubik. Namun, mantan PM Juri Ratas menyangkal hal itu.

Sementara itu, Partai Reformasi telah memenangkan pemilu 2019, telah dikalahkan oleh Ratas. Ratas pun menempatkan tujuh menteri dari total 15 menteri di kabinetnya. Dari 15 menteri itu terdapat Kallas yang berusia 43 tahun. Kallas pun akan menjabat sebagai PM baru sampai awal 2023. Sebab, pemilu akan kembali dijadwalkan saat memasuki tahun 2023.