DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster menyebutkan pembangunan jalan Tol Jagat Kerthi Bali yang menghubungkan Gilimanuk dan Mengwi sepanjang 96,21 kilometer akan jalan terus meskipun mengalami perlambatan atau tertunda dari rencana awal.
"Pembangunan tol mengalami perlambatan karena ada perubahan pemegang saham di korporasi perusahaan yang mendapat tugas untuk mengerjakan jalan tol," kata Koster di Denpasar dilansir ANTARA, Senin, 19 Juni.
Menurut dia, saat ini sedang ditangani oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR ) dan akan ada proses serta mekanisme baru yang harus ditempuh untuk pergantian pemegang saham sehingga pembangunannya bisa dilanjutkan.
"Bukan tidak ada investor, banyak yang berminat," ucap mantan Anggota DPR tiga periode itu dalam Sidang Paripurna DPRD Bali di Denpasar.
Koster menyampaikan Kemeterian PUPR sudah memastikan pembangunan jalan Tol Gilimanuk-Mengwi itu prosesnya terus berlanjut dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Memang konsekuensinya sedikit tertunda satu tahun karena perubahan mekanisme penyertaan saham di dalam korporasi tersebut," katanya.
Karena itu, Koster meminta DPRD Bali dan masyarakat Bali dapat memaklumi kondisi penundaan pembangunan tol itu.
"Karena daya tariknya tinggi jalan tol, banyak yang berminat, kemudian ada peserta baru yang ingin berpartisipasi sehingga ada perubahan dalam mekanisme penyertaan saham," ucapnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meletakkan batu pertama pembangunan Tol Jagat Kerthi Gilimanuk-Mengwi, Bali, di Kabupaten Jembrana, menargetkan pembangunan tol itu selesai pada 2025.
Tol Jagat Kerthi Bali sendiri merupakan tol penghubung Gilimanuk-Mengwi yang akan menjadi akses utama bagi kendaraan umum, roda empat, roda dua, bahkan sepeda, dari Kabupaten Jembrana, Tabanan hingga Badung.
Trase tol sepanjang 96,21 kilometer itu secara rinci akan melewati tiga kabupaten, 13 kecamatan dan 58 desa dengan estimasi biaya konstruksi sebesar Rp24 triliun.