JAKARTA - Polri turun tangan langsung untuk menyelidiki paparan limbah radioaktif yang ditemukan di sebuah lahan kosong di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan. Polisi juga telah mengambil sampel tanah untuk diteliti lebih lanjut.
Kabag Penum DivHumas Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan, penyelidikan zat radioaktif ini akan melibatkan tim Gegana, yang mememiliki kemampuan di bidang kimia dan radioaktif. Nantinya, Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) juga akan membantu mengungkap temuan tersebut.
"Ada keterlibatan Gegana Detasemen E yang memiliki kualifikasi KBR (Kimia, Biologi, dan Radioaktif)," ucap Asep di Bareskrim Polri, Senin, 17 Februari.
Asep mengatakan temuan limbah radioaktif bermula dari adanya uji fungsi di daerah pemantauan oleh Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (Bapeten). Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) indikasi lahan kosong itu terpapar zat radioaktif jenis Cs-137 atau Cesium 137.
Tak hanya itu Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipitter) Bareskrim Polri juga akan ikut menyelidiki, ada tidaknya indikasi kesengajaan di balik temuan limbah radioaktif di lahan kosong yang berada di Perumahan Batan Indah, Serpong.
Meski demikian, ditegaskan, semua proses penyelidikan dalam upaya pengungkapan sudah dilakukan. Sehingga, untuk sementara, prioritas yang sudah dilakukan yakni, menjaga lokasi temuan agar tetap steril.
"Yang utama sekali untuk melakukan pengamanan di TKP. Karena tentunya harus ada uji fungsi lanjutan di sana. Apakah radioaktif ini memberikan dampak kepada lingkungan. Sejauh ini masih dalam proses penyelidikan," ungkap Asep.
Tak Terlibat Jaringan Terorisme
Temuan zat radioaktif pada sebuah lahan kosong di Perumahan warga, mengingatkan Polri soal rencana kelompok teroris dari Bandung yang berencana meledakkan Istana Negara dengan bom nuklir di sekitar bulan Agustus 2017.
Mengutip dari Reuters, para terduga teroris dikabarkan sempat mengubah senyawa radioaktif jenis Thorium 232 (Th-232) menjadi Uranium 233 (U-233). Kemudian, mereka menggabungkan Uranium (U-233) dengan Triacetone Triperoxide (TATP) yang merupakan buatan sendiri. Sehingga, dapat menciptakan 'Bom Nuklir' yang sangat berbahaya.
TATP adalah perangkat yang cukup efektif untuk penyebaran radiologis bom kimia dan juga bisa menyemprotkan bahan radioaktif saat bom konvensional meledak.
Akan tetapi, berdasarkan penyelidikan sementara, tak ada informasi atau petunjuk yang mengarah kepada jaringan terorisme. Sebab, lima radioaktif itu merupakan temuan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapetan) melalui teknologi yang dimiliki.
"Sementara kita tidak berkesimpulan ke sana. Semua masih dalam proses penyelidikan. Tadi saya jelaskan di awal bahwa ini merupakan temuan dari Bapeten ketika melakukan uji fungsi di beberapa tempat, daerah pemantauan dan ditemukan radioaktif jenis CS137," papar Asep.
Meski demikian, Asep menyebut jika Polri masih mengumpukan data serta informasi yang ada. Sehingga, tak bisa berspekulasi soal asal muasal limbah radioaktif tersebut.
"Kepolisian juga turut melakukan penyeldikan tehadap itu dan masih dalam proses apabila sudah mendapatkan fakta dan data baru kita bisa mengambil kesimpulan," tandas Asep.