Bagikan:

JAKARTA – Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Brian Sri Prahastuti menekankan pentingnya penguatan sinkronisasi program dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Sehingga intervensi yang dilakukan lebih terarah dan tepat sasaran, dan target prevalensi stunting sebesar 14 persen bisa tercapai.

“Diperlukan kerja ekstra untuk dapat mencapai target prevalensi stunting empat belas persen. Dan salah satu yang menurut kami perlu ditingkatkan adalah sinkronisasi program dari Tim Percepatan Penurunan Stunting di daerah,” terang Brian dalam keteranganya, Jumat 9 Juni.

Brian mengatakan, selain persoalan sinkronisasi program dari TPPS, pencapaian target penurunan stunting sebesar 14 persen juga masih menghadapi beberapa masalah strategis lainnya.

Yakni, minimnya anggaran intervensi gizi spesifik, belum optimalnya implementasi kerangka regulasi, serta belum maksimalnya pelayanan Posyandu dan ketahanan keluarga.

Untuk itu, kata Brian, diperlukan komitmen untuk memperkuat Posyandu, meningkatkan alokasi anggaran intervensi gizi spesifik melalui pemberian makanan tambahan (PMT) berbasis pangan lokal, serta pemanfaatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

“Perlu adanya keseragaman dan integrasi data dan informasi yang diberikan, yaitu melalui SPBE itu. Sekarang ini banyak berbagai informasi atau data yang tidak sama, sehingga sulit memantau,” jelas Brian.

Pada kunjungan lapangannya, Brian juga memberikan apresiasi kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) provinsi Sumatera Utara. Sebab telah berhasil menurunkan prevalensi stunting sebesar 4,7 persen pada 2022. Ia pun berharap, praktik baik yang terjadi di Sumatera Utara dapat direplikasi di daerah lain.

“Sehingga angka stunting tahun ini dapat turun dengan signifikan,” ujarnya.

Selain bertemu dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting, Brian bersama tim Kedeputian II Kantor Staf Presiden juga mengunjungi sejumlah lokasi di kota Tebing Tinggi. Diantaranya, PAUD Adinda, Posyandu Flamboyan, Puskesmas Teluk Karang, dan RSUD Kumpulan Pane.

Dari kunjungan tersebut, KSP menemukan masih ada beberapa alat ukur seperti timbangan yang belum terstandar. “Kami (KSP) tadi sudah minta kepada dinas kesehatan setempat untuk segera memproses segala sarana prasarana yang dibutuhkan. Termasuk kebutuhan antropometri di seluruh Posyandu dan alat USG di seluruh Puskesmas,” tutur Brian.