BATAM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepri mencatat tiga daerah rawan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada saat puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada bulan Juli, Agustus hingga September 2023.
Kepala BPBD Kepri Muhammad Hasbi saat dihubungi di Batam, Kepulauan Riau, Rabu, mengatakan ketiga daerah yang rawan dari karhutla di Kepri itu yakni Kabupaten Natuna, Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang.
“Natuna, Bintan dan Tanjungpinang itu masuk daerah yang paling rawan (karhutla -red) di Kepri. Karena di daerah itu masih banyak terdapat hutan kering,” ujar Hasbi dilansir ANTARA, Rabu, 7 Juni.
Sedangkan daerah lainnya di Kepri seperti Kota Batam, Kabupaten Karimun, Kabupaten Anambas dan Kabupaten Lingga tidak terlalu rawan karena hutan di sana tidak sebanyak di daerah lainnya.
“Tapi tetap kami mengimbau kepada Pemerintah setempat untuk melakukan antisipasi,” katanya.
Hasbi menjelaskan untuk mengantisipasi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan masing-masing pemerintah daerah dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya.
“Nanti Pemerintah di daerah masing-masing yang akan menentukan langkah-langkah apa yang mau diambil dan kami akan membantu apabila dibutuhkan,” ucapnya.
BACA JUGA:
Diberitakan, Pemerintah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau membentuk satgas penanggulangan bencana multi sektoral dengan memetakan titik kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta kekeringan sumber air bersih.
"Pemkab Natuna, 4 Mei 2023, sudah melakukan rapat koordinasi penanggulangan bencana karhutla dan kekeringan pada tahun ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Natuna, Raja Darmika, Rabu.
Dalam rapat koordinasi tersebut, katanya, BPBD Natuna juga diminta membentuk posko mitigasi bencana karhutla dan kekeringan guna disosialisasikan kepada masyarakat.
Tahun 2023, menurut perkiraan BMKG, Natuna akan mengalami puncak musim kemarau. "Puncak musim kemarau di Natuna terjadi pada bulan Juli, Agustus hingga September 2023," ucapnya.*