Bagikan:

BANJARMASIN - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengajukan permintaan bantuan helikopter untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayahnya.

Pelaksana Harian Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan Bambang Dedi M mengatakan permohonan bantuan helikopter sudah disampaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Sudah kita usulkan ke BNPB untuk bantuan siaga helikopter water bombing (pengeboman air) bagi Kalsel," katanya di Banjarbaru dikutip ANTARA, Senin, 29 Mei.

Bambang mengemukakan helikopter perlu disiagakan untuk mendukung operasi pengeboman air saat terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Pemprov Kalsel menurut dia, mengajukan permintaan bantuan helikopter karena Pemerintah Kota Banjarbaru dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan mengusulkan penetapan status siaga karhutla.

"Karena ada dua daerah usulkan status ini, maka Bapak Gubernur kita menandatangani diajukannya usulan bantuan helikopter," katanya.

"Biasanya dua helikopter water bombing kita dapat bantuan, bahkan juga helikopter pengawas karhutla," katanya.

Sesuai instruksi dari Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor, pemerintah daerah berkolaborasi dengan kepolisian, TNI, Manggala Agni, pemadam kebakaran, dan unsur masyarakat dalam mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla.

"Saat kejadian karhutla, semua datang dengan cepat sehingga bisa ditangani dengan baik," ujarnya.

Sementara itu, Manajer Pusat Pengendali Operasi BPBD Provinsi Kalimantan Selatan Ricky Ferdyanto mengatakan kebakaran hutan dan lahan sudah mulai sering terjadi di Kalimantan Selatan.

"Masih dapat ditanggulangi dengan cepat, tidak sampai sangat meluas," katanya.

Kejadian kebakaran hutan dan lahan biasanya meningkat selama musim kemarau, yang menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tahun ini berlangsung dari Juni sampai Oktober di wilayah Kalimantan Selatan.

Bambang mengatakan bahwa titik api indikator kebakaran hutan dan lahan mulai muncul menjelang musim kemarau.

"Kemarin saja ada beberapa titik api di daerah Banjabaru, Kabupaten Banjar, dan Tanah Laut," katanya.

Karena itu, kata dia, BPBD Kalsel mengintensifkan koordinasi dengan BPBD tingkat kabupaten/kota, kepolisian, TNI, Manggala Agni, dan pemangku kepentingan terkait lain untuk meningkatkan kesiagaan menghadapi karhutla.

BPBD juga terus memantau kemunculan titik api. Selain memantau data citra satelit dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BPBD mengerahkan petugas patroli untuk mengawasi kondisi hutan dan lahan.