Bagikan:

JAKARTA - Kepala Humas KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan, pejalan kaki yang tewas akibat tertabrak kereta api (KA) 2032 (CL Tanah Abang – Tigaraksa) di KM 12+300 Jalur Hulu antara Palmerah - Kebayoran tidak melintasi perlintasan resmi. Namun pintu perlintasan itu hanya dikhususkan untuk petugas KAI.

"Tidak ada perlintasan resmi, area itu hanya untuk lalu lalang petugas pemeriksaan," kata Eva saat dikonfirmasi VOI, Selasa, 23 Mei.

Peristiwa orang tertabrak KA dilaporkan ke petugas KAI sekitar pukul 10.15 WIB. Setelah mendapatkan laporan, petugas pengamanan Stasiun Kebayoran langsung menuju lokasi untuk mengamankan jalur KA dari kerumunan warga.

"Penemper (korban) ditemukan langsung dievakuasi ke RS Fatmawati oleh pihak kepolisian," ucapnya.

Korban diketahui bernama Sandes Sirait, warga Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol, Petamburan, Jakarta Barat.

"PT KAI Daop 1 Jakarta turut prihatin atas kejadian tersebut serta mengucapkan duka cita untuk keluarga korban," ujarnya.

KAI Daop 1 Jakarta mengimbau agar masyarakat tidak melakukan kegiatan di sekitar area jalur rel. Untuk keselamatan dan keamanan bersama KAI Daop 1 secara berkala juga terus melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak beraktifitas di area jalur rel.

"Sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian pasal 181 ayat (1) "bahwa setiap orang dilarang berada di ruang manfaat jalur kereta api; menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api; atau menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan kereta api"," katanya.

Sebelumnya, Polsek Kebayoran Lama mengungkap identitas sosok pria yang ditemukan tewas akibat tertabrak kereta rel listrik (KRL) di Jalan Tentara Pelajar, Jakarta Selatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa, 23 Mei, pukul 10.30 WIB.

Kapolsek Kebayoran Lama, Kompol Widya Agustiono mengatakan bahwa korban berinisial SS (43), karyawan swasta, tinggal di Jalan Salak Timur, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol, Petamburan, Jakarta Barat.

“Keadaan korban telah meninggal dunia dan menderita kepala robek, kaki kanan putus dan perut sobek,” kata Agustiono saat dikonfirmasi, Selasa, 23 Mei.

Pantauan di lokasi kejadian, tak jauh dari lokasi ditemukannya jasad Sandres terdapat pintu berukuran kecil yang bisa dilewati pejalan kaki untuk menyeberangi jalan Tentara Pelajar. Korban diduga masuk ke area jalur kereta melalui pintu tersebut, hingga akhirnya melancarkan aksinya bunuh diri menabrakan diri ke kereta yang melintas.

Agustiono menuturkan bila korban diduga bunuh diri, lantaran depresi ditinggal istrinya. Hal ini diketahui berdasarkan keterangan keluarga korban.

“Korban mengalami depresi karena sudah 10 tahun ditinggal oleh istrinya dengan membawa satu anaknya. (Korban) saat pergi sempat berpamitan dengan ibu kontrakan bahwa korban mohon maaf apabila ada salah dan ingin mati di Rel KA,” ucapnya.