Bagikan:

SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan pejabat di lingkungan pemerintahan, termasuk pemerintah kota setempat, harus berani cepat mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah di wilayahnya.

"Termasuk juga bertemu dan mendengarkan langsung berbagai persoalan di tengah masyarakat meski tidak dilakukan secara formal," kata Eri Cahyadi dilansir ANTARA, Senin, 15 Mei.

Menurut dia, hal itu selalu ditekankan setiap bertemu dengan pejabat Pemkot Surabaya mulai dari Kepala Perangkat Daerah (PD), camat hingga lurah. Terakhir hal itu disampaikan Wali Kota Eri kepada seluruh camat dan lurah di Balai RW XI, Wonokusumo, Semampir, Surabaya belum lama ini.

"Jadi lurah itu harus bertemu RW-nya. Misal ngopi bareng, tidak hanya duduk kerja di kantor. Maksud saya kerja tidak di kantor itu ya begini, ngopi bersama warga. Kalau pagi RT/RW tidak ada, maka malam bisa datang," ujar Cak Eri panggilan lekatnya.

Cak Eri mengatakan, kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Surabaya dinilai berdasarkan hasil kinerja. Artinya, penilaian kerja itu bukan berdasarkan jam ASN tersebut masuk dan pulang dari kantornya.

"Karena kerja dari hasil kinerja, bukan jam kerja masuk. Apa manfaatnya buat masyarakat, apa dampaknya, apa yang berhasil dipotong di sana, kemiskinan berapa persen turunnya. Itu yang kami nilai," katanya.

Dengan model penyelesaian masalah seperti ini, Cak Eri mengharapkan, ada kedekatan lebih antara lurah dengan pengurus RT/RW, LPMK hingga Kader Surabaya Hebat (KSH). Dengan demikian, setiap lurah akan memiliki kontrak kinerja penyelesaian masalah di setiap wilayahnya.

Selain itu, Cak Eri juga mengingatkan agar Whatsapp grup Forum Komunikasi (WAG Forkom) RT, RW, dan LPMK, tidak digunakan untuk membahas politik.

Sebab menurutnya, grup Forkom dibuat agar para pejabat Pemkot Surabaya bisa lebih dekat dengan warganya. Dengan demikian, diharapkan segala persoalan di setiap wilayah dapat segera dilaporkan dan diselesaikan.

"Sekali lagi demi Kota Surabaya, boleh berbeda pandangan politik, boleh berbeda pilihan, tapi jangan diungkapkan di grup Forkom. Saya bentuk grup Forkom buat menyampaikan ada warga miskin, pengangguran dan sebagainya. Jadi ayo menebarkan solutif, positif biar tidak ada gegeran sak seduluran (saudara)," ujarnya.