Bagikan:

SULTRA - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Nusa Tenggara Timur (NTT) saat pelaksaan KTT ASEAN menjadi antisipasi pemerintah dan stakeholder terkait. Tak terkecuali Manggala Agni yang merupakan aparatur sipil negara (ASN) bertugas mengendalikan karhutla.

Sebanyak dua personel Magala Agni Sulawesi Tenggara (Sultra) diterjunkan mengamankan karhutla dari pasca-hingga pelaksanaan KTT ASEAN di Labuan Bajo, NTT pada hari ini, Kamis 11 Mei rampung.

"BKO KTT ASEAN di Nusa Tenggara Timur merupakan arahan dan perintah langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK," kata Kepala Manggala Agni Daops Sultra Yanuar Fanca Kusuma, Kamis 11 Mei, disitat Antara.

Dia menyebut, dua personel itu adalah perempuan bernama Niluh Widhiawati dan pria bernama Ilyas. Keduanya bagian dari 30 orang lainnya yang tergabung dalam Satgas Pencegahan Karhutla dari Kalimantan dan Sulawesi.

Fanca menerangkan, selama bawah kendali operasi (BKO) di NTT, personel Manggala Agni melakukan tugas pengamanan meliputi patroli, sosialisasi, dan pencegahan langsung terjadinya kebakaran hutan.

"Sistem pengamanan di sana mobile. Jadi dari satu pulau ke pulau lain menemui masyarakat di daerah-daerah yang rawan, dilakukan sosialisasi untuk tidak melakukan pembakaran, kemudian stanby di Kapal Patroli Taman Nasional Komodo," ujar dia.

Dia menuturkan, dalam melakukan BKO pihaknya juga menyiapkan sejumlah alat-alat yang dibawa dari Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, baik alat-alat manual maupun mekanik untuk pemadaman.

"BKO itu berjalan selama beberapa hari ke depan sampai tanggal 12 Mei 2023. Jadi sistemnya mobile dan di atas kapal perlengkapan untuk kendali karhutla sudah lengkap. Jadi mudah-mudahan berjalan lancar," tutur Fanca.

Kata dia, selama bertugas di sana personel Manggala Agni Sultra bergabung dengan tim lain tapi lebih fokus dengan Tim KLHK gabungan untuk pengamanan di sekitar daerah-daerah yang rawan karhutla baik di daratan maupun kepulauan.

"Jadi di sana vegetasinya mayoritas daerah rawan terbakar merupakan alang-alang savana dan semak-semak dan di sana adalah daerah kering sehingga perlu BKO pengamanan," ucap Fanca.

Dia berharap dengan adanya BKO dan keterlibatan pihak-pihak lainnya dalam pengamanan, KTT ASEAN dapat berjalan lancar dan bermanfaat untuk bangsa dan negara.

"Dan keselamatan dalam menjalankan tugas juga sangat penting personel yang BKO di sana, bisa kembali dengan selamat di rumah. Untuk Nilu Widhiawati sendiri satunya-satunya perempuan yang ikut di dalam bagian Tim Satgas tersebut," tandasnya.