Kutuk Serangan Terhadap Konvoi Bantuan Kemanusiaan di Myanmar, Pemimpin ASEAN: Pelaku Harus Dimintai Pertanggungjawaban
Pembukaan KTT ASEAN 2023. (Sumber: ASEAN2023 Host Photographer)

Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin negara-negara di Asia Tenggara yang mengutuk penyerangan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan ASEAN di Myanmar, mendukung sikap keketuaan Indonesia dan meminta pelakunya dimintai pertanggungjawaban.

"Kami sangat prihatin dengan kekerasan yang sedang berlangsung di Myanmar dan mendesak segera penghentian segala bentuk kekerasan dan penggunaan kekuatan, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif, penyampaian bantuan kemanusiaan yang aman dan tepat waktu serta dialog nasional yang inklusif," kata para Pemimpin ASEAN dalam pernyataan bersama seperti dikutip Rabu 10 Mei.

Senin lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengutuk serangan terhadap pejabat kemanusiaan ASEAN saat menyalurkan bantuan, menyebutnya itu tidak akan memengaruhi komitmen ASEAN.

"Kami mendukung pernyataan Presiden Republik Indonesia selaku Ketua ASEAN pada 8 Mei 2023 sebagai tanggapan atas serangan baru-baru ini terhadap konvoi AHA Center dan Tim Pemantau ASEAN di Myanmar," sambung pernyataan bersama itu.

"Kami mengutuk serangan itu dan menggarisbawahi, bahwa pelakunya harus dimintai pertanggungjawaban," tegas pernyataan tersebut.

Terkait hal ini, Pemerintah Persatuan Nasional bayangan Myanmar (NUG) yang bersekutu dengan milisi anti-junta militer, Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), mengatakan mereka tidak mengetahui adanya serangan tersebut, seperti melansir CNA.

Sedangkan PDF di Distrik Taunggyi, Negara Bagian Shan di mana serangan tersebut dilaporkan terjadi, tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar.

Ada pun seorang juru bicara junta militer Myanmar juga tidak menanggapi permintaan komentar terkait penyerangan ini, seperti mengutip VOA Indonesia.

"Apa yang ingin saya tekankan adalah, bahwa (serangan) ini tidak mempengaruhi tekad ASEAN dan Indonesia, untuk sekali lagi menyerukan penghentian kekerasan. Hentikan penggunaan kekerasan," ujar Presiden Jokowi tanpa merinci insiden penyerangan tersebut.

Diketahui, Pemerintah Indonesia kembali menyerukan semua pihak untuk menghentikan kekerasan di Myanmar, lantaran kondisi itu hanya mengorbankan masyarakat dan sebaliknya, tidak ada pihak yang menjadi pemenang.

Kami mendukung upaya Ketua ASEAN, termasuk keterlibatannya yang berkelanjutan dengan semua pihak pemangku kepentingan di Myanmar, untuk mendorong kemajuan dalam implementasi Lima Poin Konsensus," pungkas pernyataan bersama itu.