Bagikan:

MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat berhati-hati dalam menyaring informasi yang beredar, termasuk hoaks yang merajalela. Perkembangan dunia digital yang pesat, harus diimbangi dengan kehati-hatian saat mencermati informasi.

Hal itu disampaikan Ganjar usai menghadiri acara Peringatan Haul Simbah KH. Nahrowi Dalhar Bin Simbah KH. Abdurrahman, di Ponpes Darussalam di Watucongol, Gunungpring, Muntilan, Magelang, Senin 8 Mei.

Antusias

Acara haul itu digelar dua hari, tepatnya sejak Minggu 7 Mei kemarin. Ribuan warga tampak memadati sekitar ponpes, menanti kedatangan Ganjar.

Jemaah yang mayoritas lansia itu, tampak sangat antusias menyambut kehadiran orang nomor satu di Jawa Tengah. Ganjar pun sesekali membungkuk dan menyalami lansia yang tidak mampu beranjak dari duduknya.

Ganjar Pranowo disambut para jemaah yang menghadiri acara haul Kiai Dalhar Watucongol. (IST)
Ganjar Pranowo disambut para jemaah yang menghadiri acara haul Kiai Dalhar Watucongol. (IST)

Dalam kesempatan itu, Ganjar Pranowo menyampaikan pesan terkait teknologi informasi yang berkembang pesat. Apalagi emak-emak, kata Ganjar, biasanya mudah terpengaruh hoaks.

Ganjar lantas mencontohkan, informasi tidak benar yang baru-baru ini diterimanya, terkait dengan kerusakan jalan. Ganjar menuturkan, ada akun Twitter, mencuitkan kerusakan jalan dan menyebut kerusakan jalan itu terjadi di wilayah Jawa Tengah saat ini. Padahal, sejumlah ruas jalan itu sudah diperbaiki.

“Kemudian ada wartawan yang tanya saya, Pak Ganjar ini tanggapannya bagaimana? Itu akunnya siapa, merekamnya kapan, itu di mana. Sebenarnya saya tahu kalau itu salah. Maksud saya klarifikasi, atau edukasi di media itu menjadi penting. Karena itu dari media sosial, diangkat ke media mainstream,” tutur Ganjar.

Ganjar mengatakan, informasi yang tidak jelas datanya akan jadi hoaks yang merugikan. Sebab itu, ia meminta masyarakat untuk selalu mencermati segala informasi yang diterimanya.

“Maka sering kali begitu satu postingan sesuatu belum diklarifikasi, ini dianggap kebenaran. Maka saya sampaikan kepada yang lain, jangan ikut-ikut, Ojo ela-elu kalau kita tidak tahu. Ini untuk menjaga situasi kondusifitas wilayah,” ujar Ganjar.

Kesempatan hadir di acara haul, kata Ganjar, biasanya dimanfaatkan untuk edukasi pada masyarakat. “Ini cara kita di tengah jemaah seperti ini bisa memberikan pesan-pesan sosial, politik, keagamaan. Termasuk tadi dari perwakilan Pak Kapolri, sama pesannya,” katanya.

Apalagi menjelang tahun politik, Ganjar berharap seluruh komponen masyarakat bahu-membahu menjaga kondusifitas. Sebab , sebagian besar pengguna medsos mudah terpolarisasi.

“Hayo jaga kondusifitas, hati-hati, nah itu yang sifatnya pertemuan luring tapi kalau yang daring kan berbahaya kalau orang tidak tahu. Ternyata sebagian besar yang menggunakan medsos sangat mudah diaduk-aduk dengan informasi yang belum tentu benar,” tegasnya.

Usai memberikan sambutan, Ganjar kemudian sowan kepada Nyai Hj. Nur Hannah Hasanah yang merupakan putri dari KH. Nahrowi Dalhar. Ganjar mengatakan, tak ada pesan khusus yang disampaikan oleh Nyai Hannah.

“Nggak sih. Sesepuh sih, dan beliau adalah putra ragil ya, menjadi yang paling sepuh. Kalau ada sesepuh di sini ya kami sowan, silaturahmi. Biasanya doa orang tua itu mandhi (manjur). Didoakan. Setiap ketemu orang tua minta didoakan, apalagi ibu-ibu,” tandas Ganjar Pranowo.