Bagikan:

JAKARTA - Dalam Rapimnas PPP di Yogyakarta, Rabu, 26 April, DPP Partai Persatuan Pembangunan resmi mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden atau bacapres yang akan berlaga pada kontestasi pemilu tahun 2024 mendatang.

Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menegaskan, ada romantisme sejarah antara PPP dan PDI Perjuangan berkoalisi mengusung calon wakil presiden.

"Romantisme sejarah antara PPP dan PDI Perjuangan, seperti saat Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz," katanya dalam diskusi daring diikuti di Jakarta, Sabtu.

Dia menjelaskan hadirnya PPP di koalisi pemerintahan, sebagai upaya untuk saling melengkapi dan memperjuangkan aspirasi umat islam.

"Siap nanti yang akan menitipkan aspirasi kepada PDI Perjuangan kalau berkuasa di pemerintahan," ujarnya dikutip ANTARA, Sabtu, 29 April.

Baidowi mencontohkan saat ini kebijakan-kebijakan mengenai umat islam dititipkan melalui Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Kementerian agama serta para anggota DPR di Parlemen.

Salah satu contoh kata dia, terkait dana abadi pendidikan untuk pondok pesantren, sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren. Upaya itu melahirkan peraturan presiden Nomor 82 tahun 2021.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan dari sisi aspek sejarah, hubungan antara PPP dan PDI Perjuangan memiliki kesamaan di masa lalu, yang mana menjadi partai tertindas oleh Orde Baru.

Selain itu, Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz juga memiliki hubungan sangat erat, terlebih pernah bersama di pemerintahan.

"Saat itu, Pak Hamzah menjadi wakil presiden. Ibu Megawati juga mempunyai persahabatan baik dengan ulama karismatik dan tokoh senior PPP, KH Maimun Zubair atau akrab dipanggil Mbah Moen semasa hidupnya," jelas Hasto.