Sungai Sikabau Keruh, Upaya Pencarian Korban Pria Diterkam Buaya Saat Wudhu Terkendala
Ilustrasi buaya di sungai (Pixabay/Sasint)

Bagikan:

JAKARTA - Upaya pencarian korban bernama Rusdi (40) yang diterkam buaya terkendala oleh kondisi sungai yang keruh. Hingga kini, tim gabungan Basarnas Pos Pasaman di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) belum menemukan jejak korban. 

"Hingga Senin sore ini belum ada tanda-tanda ditemukan korban bernama Rusdi (40)," kata Koordinator Basarnas Pos Pasaman, Zulfahmi dilansir Antara, Senin, 18 Januari. 

Upaya pencarian korban di sungai Sikabau Ujung Gading dilakukan sejak Minggu, 17 Januari kemarin. Pun hanya dilakukan di permukaan sungai, tidak bisa lewat penyelaman. 

"Kita menggunakan perahu karet dengan guncangan melakukan manuver dengan harapan kalau ada korban tersangkut di kayu bisa keluar," ujarnya.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk melakukan pencarian bersama.

"Sore ini tim BKSDA telah berangkat menuju Pasaman Barat untuk bersama-sama melakukan pencarian," katanya.

Saat ini, pihaknya bersama tim Badan Penanggulangan Bencama Daerah (BPBD), Polri, TNI dan masyarakat sekitar terus melakukan pencarian.

Dari Basarnas sebanyak 7 orang diturunkan menggunakan perahu karet, 6 orang dari BPBD menggunakan speedboat serta personil TNI beserta masyarakat menggunakan speedboat.

"Sebanyak 3 perahu yang terdiri dari satu perahu karet dan dua speedboat," katanya.

Pihaknya, di hari kedua ini telah melakukan pencarian sekitar 2-3 kilometer dari lokasi hilangnya korban. "Dari pencarian sementara belum ada tanda-tanda mengarah ke korban. Belum ditemukan jasad korban maupun yang mengarah ke korban," ujarnya.

Korban diduga diterkam buaya saat mengambil wudhu bersama anaknya yang berumur 4 tahun pada Minggu sekitar pukul 13.30 WIB. Saat kejadian itu anaknya langsung melaporkan peristiwa itu ke istri korban.

Sayangnya, sang ibu tidak mempercayai anaknya tersebut dan tetap melanjutkan kerja di ladang. 

"Namun setelah sekian lama korban tidak muncul baru informasi dari anak itu dipercaya dan dilaporkan ke masyarakat lain," katanya.