JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan sektor minyak dan gas bumi atau migas dapat menyerap investasi sebesar 17,5 miliar dolar AS untuk periode bisnis 2021. Target tersebut meningkat 45 persen dibandingkan dengan 2020.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan proyeksi tersebut sekaligus upaya pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Terkait dengan isu peningkatan investasi untuk pemulihan kondisi pandemi, ada strategi yang dilakukan untuk meningkatkan investasi migas," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual Senin, 18 Januari.
Tutuka menambahkan, untuk langkah awal yang ditempuh pemerintah adalah menerapkan fleksibilitas bentuk kontrak Production Sharing Contract (PSC) Gross Split atau PSC Cost Recovery. Hal ini sudah ditetapkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2020.
Pemerintah juga tengah gencar mempromosikan potensi 128 cekungan di Indonesia dimana 68 cekungan belum dikembangkan, membuka akses data (open data) hulu migas untuk investor dengan sistem keanggotaan hingga memberikan skema usulan insentif untuk pengembangan daerah remote dan laut dalam.
BACA JUGA:
Sementara itu dalam mengejar target investasi hilir, pemerintah tengah menjalin kerja sama dengan badan usaha untuk membangun kilang minyak baru (Gross Root Refinery atau GRR) dan pengembangan kapasitas kilang (Refinery Development Master Plan atau RDMP).
Pemerintah juga komitmen dalam menyederhanakan perizinan hilir, menciptakan harga gas bumi yang affordables, mendorong promosi pembangunan infrastruktur migas yang terintegrasi, serta mendukung keputusan menteri terkait perubahan bahan bakar diesel ke bahan bakar gas yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Nomor 13 tahun 2020.
"Subsektor migas masih menjadi unggulan untuk terlaksananya pembangunan kewilayahan dan terbukti di tahun 2020 mendatangkan investasi sebesar 12,09 miliar dolar AS dari target sebesar 13,36 miliar dolar AS," tutup dia.