Basarnas Kembali Perpanjang Masa Pencarian Sriwijaya Air SJ-182, Ini Alasannya
Jumpa pers Kabasarnas Bagus Puruhito yang memastikan perpanjangan operasi SAR gabungan pencarian korban termasuk CVR Sriwijaya Air (Diah Ayu Wardani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito memastikan masa pencarian korban dan material pesawat Sriwijaya Air SJ-182 diperpanjang selama tiga hari ke depan.

"Setelah mempertimbangan berbagai macam hal, tadi kita berbincang rapat dengan Kemenhub, KNKT, DVI, dan pihak terkait, sehingga operasi SAR kita perpanjang tiga hari lagi," kata Bagus di Posko Terpadu JICT II, Jakarta Utara, Senin, 18 Januari.

Diketahui, masa operasi tim SAR  merujuk pada ketentuan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Pencarian dan Pertolongan, yang menyebutkan masa pencarian korban akan berlangsung selama tujuh hari dan bisa diperpanjang.

Operasi SAR dimulai sejak tanggal 9 Januari hingga 14 Januari. Kemudian, diperpanjang hingga 18 Januari dan kembali diperpanjang hingga 21 Januari.

"Tentunya, seterusnya kita akan evaluasi per hari untuk melihat hasil, efektivitas, kendala, dan segala sesuatu yang ada di lapangan. Nanti, perpanjangan akan kita lihat untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya," tutur Bagus.

Bagus menyebut, alasan pihaknya memperpanjang masa pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 karena korban masih perlu dicari lebih banyak lagi agar bisa diidentifikasi oleh tim disaster victim identification (DVI) Polri.

"Alasannya, yang jelas adalah kemanusiaan. Sampai saat ini secara resmi dari DVI baru merilis 29 yang diidentifikasi. Tentunya tim SAar gabungan berusaha sekuat mungkin melaksanakan  evakuasi korban," ungkap Bagus.

"Semakin banyak jumlah kantong yang kita temukan akan semakin bermanfaat bagi DVI dalam membantu proses identifikasi," lanjut dia.

Kantong kantong terkait operasi SAR gabungan di posko JICT2 Jakarta (Diah Ayu Wardani/VOI)

Alasan lainnya, sampai saat ini tim SAR belum menemukan crash survivable memory unit (CSMU) dari black box dengan jenis cockpit voice recorder (CVR). CSMU adalah memori inti yang merekam percakapan antara pilot dengan kopilot sebelum pesawat mengalami kecelakaan.

Sementara, black box dengan jenis flight data recorder (FDR) telah ditemukan pada tanggal 12 Januari lalu. Saat ini, FDR tengah diteliti oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Kemarin, tim SAR juga menemukan cangkang (casing) black box CVR. Namun, casing tersebut terlepas dari material inti yang bisa membongkar penyebab jatuhnya pesawat, yakni bagian memori.

"Dalam konteks ini saya mau fokuskan kepada evakuasi korban. Bersamaan dengan itu, melaksanakan evakuasi bagian CVR yang belum ketemu, namanya CSMU. Itu adalah bagian yang merekam data percakapan atau suara di cockpit. Itu yang belum kita temukan," tutur Bagus.