JAKARTA - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 yang mengguncang Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada Jumat sore, tidak berpotensi tsunami.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Daryono dalam keterangan, di Jakarta, Antara, Jumat, 21 April malam.
Daryono menjelaskan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,93 derajat Lintang Utara (LU), 127,04 derajat Bujur Timur (BT), atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 125 kilometer arah Tenggara Kota Melonguane, Sulawesi Utara, pada kedalaman 34 kilometer.
Pihaknya mengatakan berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter-nya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar/patahan dalam Lempeng Laut Maluku.
Gempa yang terjadi pada Jumat pukul 17.21.14 WIB ini dirasakan di daerah Morotai Selatan, Galela, dan Tobelo, dengan skala intensitas III MMI. Artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah dan getaran seakan akan seperti truk berlalu.
Kemudian di Ternate dengan skala intensitas II - III MMI dengan artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Selanjutnya di Halmahera Tengah dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Pasca gempa bumi tersebut hingga pukul 17.50 WIB telah terjadi dua kali gempa bumi susulan dengan magnitudo 3,9 dan 3,3.