Bagikan:

JAKARTA - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono mengatakan, saat ini masih ada sejumlah prajuritnya yang berada di beberapa lokasi kawasan Nduga, Papua Pegunungan.

Mereka diterjunkan dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air Capt Philip Mark Merthens. Namun, saat ini pihaknya terkendala cuaca yang tak menentu untuk mengkonfirmasi keadaan prajurit. 

“Adapun kondisi prajurit yang lainnya saat ini masih ada di beberapa lokasi,” kata Julius kepada wartawan di Puspen TNI Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu, 16 April.

“Kami kesulitan untuk menghubungi karena kondisi cuaca yang tidak menentu,” sambungnya.

Julius menyampaikan, berdasarkan perintah Panglima TNI, jajarannya diminta untuk mencari dan memberikan bantuan maksimal terkait inisiden di Nduga, Papua Pegunungan ini. “Panglima TNI Yudo Margono secara terus menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dan bantuan tempur dengan kekuatan maksimal,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Prajurit TNI bernama Pratu Miftahul Arifin dilaporkan gugur karena diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) dalam operasi pencarian pilot Susi Air Capt Philip Mark Merthens di Nduga, Papua Pegunungan.

“Informasi yang saya terima secara fisik baru satu orang, hanya satu orang atas nama Pratu Arifin,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu, 16 April. Julius mengatakan bila jasad Miftahul hingga saat ini masih berada di lokasi kejadian.

“Sementara masih berada di lokasi,” katanya.

Sementara itu perihal kronologis kejadian, kata Julius, berawal dari tim yang mencoba mendekati area posisi penyanderaan pilot Susi Air, Capt Philip Mark Merthens, di Nduga, Papua Pegunungan.

“Dari Satgas uji mencoba untuk menyisir mendekati posisi dari para penyandera, kemudian ada serangan dari mereka satu terjatuh di kedalaman 15 meter,” ucapnya. 

“Dan ketika mencoba untuk menolong mendapatkan serangan ulang. Kondisi lainnya masih dalam tahap pendalaman,” sambungnya.