Kepala BNPT Amanatkan 59 PNS Baru Jadi Agen Penanggulangan Radikalisme
Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel. ANTARA/HO-BNPT

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Rycko Amelza Dahniel mengamanatkan kepada 59 PNS BNPT yang baru secara resmi dilantik untuk menjadi agen penanggulangan ideologi intoleransi radikal terorisme.

"Tidak cukup hanya memiliki ketahanan terhadap ideologi ini, rekan-rekan harus menjadi agen, menjadi pencerah, menjadi penyuluh, menjadi pelopor, dan menjadi contoh untuk menuju Indonesia yang makin harmoni, Indonesia yang aman dan damai, Indonesia tanpa kekerasan, dan Indonesia yang menolak berbagai penyakit sosial termasuk ideologi teroris," ujar Rycko dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Kepala BNPT juga mengingatkan kepada PNS baru untuk memahami tugas pokok dan fungsi, serta tanggung jawab dalam rangka mendukung kerja nyata BNPT dalam menanggulangi terorisme.

"Berbagai peraturan perundang-undangan, kode etik, dan etika profesi sebagai pegawai negeri akan berlaku kepada rekan-rekan sekalian," ujarnya.

Untuk itu, tutur Rycko, sebagai pimpinan di BNPT RI, dia mengingatkan kepada para PNS BNPT untuk pahami tugas, tanggung jawab, serta hak dan kewajiban sebagai pegawai negeri.

Rycko juga memimpin Pelaksanaan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan Kepala Biro Perencanaan, Hukum, dan Hubungan Masyarakat (Karorenhukmas) Brigjen TNI Roedy Widodo.

Saat melantik Karorenhukmas BNPT yang baru, Rycko berharap Brigjen TNI Roedy Widodo dapat berinovasi dan bekerja dengan baik dalam mengemban tugas dan jabatannya.

"Selamat atas promosi jabatan yang dipercayakan oleh Negara kepada Brigjen TNI Roedy Widodo. Saya berharap Jenderal makin sukses, makin bersemangat, makin berinovasi dan kreatif dalam mengembangkan tugas dan jabatan di BNPT RI," ucapnya.

Rycko turut mengingatkan seluruh hadirin pada kegiatan pelantikan untuk terus menjaga kemanusiaan, menjaga kedamaian dan peradaban dalam mencegah potensi konflik akibat keberagaman di Indonesia.

"Ini merupakan tugas mulia, kita menjaga kemanusiaan, menjaga perdamaian agar manusia tetap menghormati manusia yang lain. Menjaga tetap lestarinya peradaban manusia yang damai, harmoni, dan menjaga perbedaan ini," ujar Rycko.