MATARAM - Volume sampah di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, meningkat sekitar dua ton per hari selama bulan Ramadan 1444 Hijriah. Sebagian besar sampah pedagang musiman.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, mengatakan bahwa volume sampah di Kota Mataram yang pada hari biasa berkisar 200 sampai 240 ton pada bulan Ramadan meningkat sekitar dua ton per hari.
"Peningkatan volume sampah itu rata-rata berasal dari aktivitas pedagang takjil musiman yang muncul di sejumlah ruas jalan strategis di Mataram," katanya dikutip ANTARA, Selasa 4 April.
Ia mengatakan bahwa setiap pagi petugas kebersihan mengangkut sampah dari lapak-lapak pedagang musiman yang sudah diwadahi dan ditaruh di pinggir jalan.
"Petugas kita bisa lebih mudah mengambil sampah pedagang yang sudah menggunakan wadah," katanya.
"Ini sudah menjadi pekerjaan rutin dan pedagang sudah paham," ia menambahkan.
Kemal mengatakan bahwa para pedagang hanya diwajibkan membayar retribusi sampah Rp5.000 per bulan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram Uun Pujianto sebelumnya mengatakan bahwa pedagang musiman dibolehkan berjualan di lokasi-lokasi strategis selama bulan puasa, tetapi mereka harus menaati ketentuan yang berlaku.
"Kami tidak larang dengan catatan, jaga kebersihan, dan pedagang harus ikut aturan, tidak melanggar aturan dengan berjualan di fasilitas umum yang mengganggu ketertiban lalu lintas dan masyarakat," katanya.
Uun menyampaikan bahwa selama bulan puasa sejumlah ruas jalan dan titik-titik strategis di Kota Mataram biasanya dipenuhi pedagang musiman yang menjajakan aneka takjil, makanan, minuman, hingga alat salat dan pakaian.
BACA JUGA:
Pedagang lauk pauk, sayur siap saji, takjil, kelapa muda, dan air nira biasanya menjajakan dagangan di kawasan Jalan Airlangga, Majapihit, Ampenan, Rembiga, Pasar Kebon Roek, dan Pasar ACC.
"Dari pengalaman setiap tahun, titik-titik itulah yang menjadi kawasan padat pedagang musiman," kata Uun.