Bagikan:

JEPARA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bangga melihat kemandirian para santri saat menghadiri acara Kompetisi Bisnis Digital Santripreneur bertajuk Dari Pesantren Untuk Pesantren, di kompleks Ponpes Roudhlotul Mubtadiin, Balekambang, Jepara, Kamis 30 Maret.

Dalam kesempatan itu, Ganjar didampingi pengasuh ponpes KH Ma’mun Abdullah menyapa puluhan santri peserta kompetisi yang berasal dari berbagai ponpes di Jawa Tengah.

“Bagus menurut saya. Jadi kalau kita bisa mengembangkan ekonomi, ini kan termasuk kerakyatan, kemudian para santri diajari menjadi entrepreneur, ternyata mereka bisa,” kata Ganjar.

Santripreneur

Peserta kompetisi tersebut antara lain berasal dari Pemalang, Tegal, Jepara dan Semarang. Jawara dari kompetisi itu adalah santripreneur asal Ponpes di Semarang yang memiliki usaha makanan ringan.

Ganjar Pranowo memebrikan semangat kepada para sandri untuk terus memupuk jiwa wirausahanya agar bisa menjadi santripreneur. (IST)
Ganjar Pranowo memebrikan semangat kepada para sandri untuk terus memupuk jiwa wirausahanya agar bisa menjadi santripreneur. (IST)

Sementara, juara kedua diraih oleh Zaza Busana dari Ponpes di Pemalang. Adapun juara ke tiga diraih santripreneur asal Jepara dengan nama usaha Pelangi Boga.

“Ketika kemudian kita bisa bekerjasama dengan marketplace seperti ini umpama dengan Shopee, mereka dilatih,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Shopee Barokah Bukhori Muslim menuturkan kekagumannya pada kreatifitas para santri. Ganjar pun percaya dengan fakta tersebut para santripreneur bisa naik kelas.

“Harapan saya mereka tidak berhenti di sini, mereka akan naik kelas. Jadi produknya bisa dikurasi, terus kemudian kualitasnya bisa ditingkatkan, packagingnya bagus, sampai placement,” katanya.

Selama inkubasi, lanjut GGanjar Pranowo, santri juga harus diajarkan tentang manajemen penjualan. Sehingga, mereka akan mudah melakukan pembukuan.

“Harapan kami, mereka tidak hanya bisa memproduksi, tapi juga menjual dan bisa membukukan dengan baik. Sehingga para santri ini punya bekal keterampilan, seandainya nanti mereka sudah selesai,” jelasnya.

Selain itu, kata Ganjar, hal ini juga selaras dengan pemikiran Kiai Ma’mun sebagai pengasuh ponpes. Bahwa masa depan seorang santri tak terpaku menjadi seorang pendakwah atau pengajar, tapi bisa menjadi wirausaha bahkan tenaga profesional lainnya.

“Maka, harapannya Pak Kiai tadi ya nggak usah semua jadi kiai, jadi pengusaha juga, jadi TNI, jadi Polri, jadi eksekutif dan saya kira ini cara yang bagus untuk bisa bekerjasama antara pondok pesantren dengan dunia usaha,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Miftahudin sebagai perwakilan Ponpes Roudhlotul Mubtadiin berharap acara serupa dapat rutin digelar kembali. Ia meyakini antusiasme santri untuk berwirausaha, akan semakin meningkat.

“Harapannya, ke depan gairah berwirausaha bertambah dan kemandirian pesantren makin baik sehingga berdampak positif bagi pengembangan kemandirian pesantren. Kita harus berdaya di ilmu pengetahuan, keagamaan maupun ekonomi,” tegas Ganjar Pranowo.