PKB Sebut Wacana Duet Prabowo-Ganjar Spekulatif, Klaim Makin Mesra dengan Cak Imin
Pertemuan antara Ketum PKB Muhaimin Iskandar dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo. Minggu (12/3). ANTARA/HO-SI

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menilai munculnya wacana duet Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, hanya isu spekulatif yang bisa menganggu Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Menurutnya, Ganjar yang merupakan kader PDIP juga pasti akan menolak wacana tersebut. 

"Itu wacana spekulatif dan dapat mengganggu fokus dan arah koalisi PKB-Gerindra. Coba tanya Pak Ganjar yang juga kader PDIP, saya yakin akan menolak wacana duet itu," ujar Jazilul kepada wartawan, Senin, 13 Maret. 

Wakil Ketua MPR itu berharap baik Gerindra dan PKB sama-sama menjaga komitmen bahwa terkait capres dan cawapres merupakan kewenangan kedua ketua umum. Yakni Prabowo Subianto selaku ketum Gerindra dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai ketum PKB. 

"Harapan saya, kita saling hormati dan menjaga komitmen, toh sudah jelas mandatnya ada ditangan Prabowo dan Cak Imin," tegas Jazilul. 

Jazilul menekankan, sejauh ini belum ada wacana dari kedua parpol untuk meninggalkan koalisi meski sama-sama menjajaki komunikasi dengan parpol lain. Justru, kata dia, hubungan Cak Imin dan Prabowo malah semakin mesra jelang penetapan capres-cawapres. 

"Sepanjang ini belum ada wacana meninggalkan koalisi, malah makin mesra. Prabowo-Cak Imin ketemu di pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo," kata Jazilul. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo membuka peluang duet Prabowo-Ganjar. Hal itu seusai Prabowo dan Ganjar mendampingi Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat kunjungan kerja (Kunker) di Kebumen, Jawa Tengah.

"Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut Pak Prabowo dengan catatan Pak Prabowo calon presiden saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden," kata Hashim di Museum Joang 45, Jakarta, Minggu, (12/3/2023). Menurut Hashim, hal itu dikarenakan Prabowo jauh lebih senior dibandingkan dengan Ganjar.

 

"Pak Prabowo jauh lebih senior, lima belas tahun lebih tua, pengalamannya berbeda. Saya kira kalau Pak Ganjar mau ikut, mau diduetkan dengan Pak Prabowo. Saya kira kami terbuka untuk itu, Pak Ganjar sebagai calon wakil presiden," ujarnya.