Enam Orang di Jatim Meninggal karena Terpapar Leptospirosis
ILUSTRASI DOK VOI

Bagikan:

SURABAYA - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, Erwin Astha Triyono, menyebut Kabupaten Pacitan dan Tulungagung merupakan daerah terparah terinfeksi penyakit leptospirosis atau yang dikenal dengan wabah kencing tikus.

Dari 133 orang terpapar leptospirosis di Pacitan, sebanyak enam orang di antaranya meninggal.

"Ada enam orang meninggal dunia di Pacitan dan tiga orang meninggal di Tulungagung. Pacitan yang terbanyak," kata Erwin, di Surabaya, Senin, 6 Maret. 

Kendati banyak temuan kasus di Pacitan, Erwin menegaskan saat ini belum perlu ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Pacitan dan Tulungagung.

"Jadi untuk saat ini masih belum perlu KLB," ujarnya. 

Karena itu, kata Erwin, Dinkes Jatim mendorong surveilans kesehatan khususnya di Pacitan dan Tulungagung. Sehingga dapat mencari riwayatnya secara utuh untuk menekan angka kasus.

Terkait penanganan, Erwin menyebut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Dinkes Jatim telah menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang kewaspadaan leptospirosis. "Meski setiap tahun hampir sama jumlah (kasusnya)," katanya. 

Menurut dia, wabah ini diketahui setiap tahun memang menjadi momok tiap musim hujan tiba, sehingga untuk menangani wabah ini perlu keterlibatan aktif masyarakat. Pihaknya terus mensosialisasikan agar masyarakat menerapakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), untuk mencegah terpapar penyakit tersebut.

"Khususnya, tenaga kerja tukang angkut sampah, petani yang ada di sawah yang kakinya luka itu punya kontribusi tertular leptospirosis. Dinkes Jatim juga akan mengumpulkan Dinkes Kabupaten/Kota untuk bekerja ekstra mencegah dan menekan kasus. Kemenkes juga turut membantu penanganannya," ujarnya.