JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, belum mengundurkan diri dari kabinet meski telah terpilih sebagai ketua umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Majunya Erick sebagai ketum PSSI pernah diperingatkan DPR agar benar-benar membenahi organisasi olahraga tersebut, bukan sekedar mencari kepopuleran. Pasalnya, Erick disebut berpeluang menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Seiring hal itu, Erick justru dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) oleh beberapa kelompok relawan. Apakah jabatan ketum PSSI hanya pencitraan Erick menuju Pemilu 2024?
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Andriadi Achmad menilai rangkap jabatan sudah menjadi sesuatu hal yang biasa dalam gelanggang politik, terlebih di era Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Menurutnya, rangkap jabatan yang diemban Erick Thohir sebagai menteri BUMN sekaligus ketum PSSI, bukanlah suatu persoalan. Apabila, kata Andriadi, kedua jabatan itu bisa diemban secara optimal secara bersamaan.
"Namun, sangat disayangkan jika jabatan tersebut tidak bisa dilaksanakan sebaik mungkin atau hanya ambisi kekuasaan dan pencitraan," ujar Andriadi, Senin, 6 Maret.
Direktur eksekutif Nusantara Institute PolCom SRC itu mengakui, dukungan Erick sebagai capres atau cawapres belakangan ini memang cukup menguat dari berbagai kalangan, salah satunya partai politik.
"Ya terlepas dari jabatan ketum PSSI hanya batu loncatan Erick, tapi kita lihat saja ke depan," katanya.
Namun Andriadi menilai, dukungan relawan kepada Erick sebagai capres atau cawapres tak akan ada terwujud. Sebab untuk melangkah maju pilpres, Erick perlu dukungan partai politik ataupun koalisi parpol yang memenuhi syarat presidensial threshold (PT) 20 persen.
"Dan sejauh ini belum ada parpol secara resmi mengusung Erick Thohir sebagai capres maupun cawapres," kata Andriadi.
BACA JUGA:
Jokowi Ingatkan Bagi Waktu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menyatakan tidak mempermasalahkan terkait dua menterinya yang menjabat sebagai Ketua dan Wakil Ketua PSSI. Menurutnya hal itu hanya permasalahan mengatur waktu.
“Yang paling penting, semuanya bisa mengatur waktunya. Ya sesuai yang saya sampaikan, pemerintah tidak akan intervensi apapun kepada PSSI,” kata Jokowi di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Jumat, 17 Februari.
“Karena kan kita juga tahu, pak Basuki itu kan juga menjadi ketua Dayung, bisa. Pak Airlangga jadi ketua Wushu, bisa. Pak Luhut juga jadi ketua PASI, bisa. Pak Prabowo jadi ketua pencak silat, bisa,” sambungnya.
Menurut Jokowi, hal yang terpenting untuk saat ini adalah sebuah reformasi hingga perencanaan untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Lebih lanjut, ia berencana akan bertemu dengan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI, guna mengetahui perencanaan sepak bola Indonesia.
“Nanti kalau pas, minggu depan kelihatannya akan ketemu, akan saya tanyakan itu. Sudah ada peta jalannya belum, ada targetnya belum, untuk mencapai targetnya itu apa yang dilakukan, semuanya harus terencana secara detail kalau mau sepak bola kita maju” tutupnya.