JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menetapkan lima fokus riset mengenai antariksa yang dilakukan sepanjang tahun ini.
Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN Emanuel Sungging mengatakan, pihaknya telah membentuk lima kelompok riset.
"Riset antariksa yang dilakukan di BRIN, tidak hanya untuk memperkuat fundamental, tetapi menjadi tabungan pengetahuan pada kemajuan bidang penerbangan dan antariksa," ujarnya dilansir ANTARA, Kamis, 2 Maret
Emanuel menyampaikan manfaat lain dari riset antariksa tersebut adalah menjadi katalis berkembangnya ekosistem antariksa dan mendorong tercapainya critical mass kemajuan penerbangan dan antariksa di Indonesia.
Adapun kelima kelompok riset antariksa BRIN itu terdiri atas kelompok riset matahari dan aktivitasnya, kelompok riset ionosfer dan propagasi gelombang radio, kelompok riset gangguan satelit dan benda jatuh antariksa, kelompok riset astronomi dan observatorium, serta kelompok riset dinamika lingkungan antariksa.
Riset antariksa di Indonesia saat ini baru ada dan dilaksanakan di BRIN melalui Pusat Riset Antariksa yang berada di bawah Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa.
Pusat Riset Antariksa itu memiliki tujuan menjadi penggerak riset dengan memperoleh kebaruan riset kunci pada bidang antariksa dengan keluaran jurnal internasional, HKI dan pembiayaan eksternal, sehingga bisa membangun ekosistem keantariksaan Indonesia.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, strategi pencapaian riset bisa didapatkan dari membangun sumber daya manusia. Selain itu juga memaksimalkan semua potensi yang tersedia di BRIN (infrastruktur, pemanfaatan, SDM, pusat data dan informasi, dan lainnya).
"Hasil keluaran riset adalah bukti kompetensi kepakaran, sehingga bisa menjadi rujukan nasional," kata Emanuel.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa fasilitas peralatan pengamatan yang dipergunakan di Pusat Riset Antariksa merupakan fasilitas riset yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia, seperti di Pontianak dan Kupang, yaitu alat CADI dan magnetometer yang sudah beroperasi dan ada juga di Bali serta fasilitas lainnya.
BACA JUGA:
Semua fasilitas riset itu sedang dipetakan dalam BRIN Field Station.
"Program Astronomi berkolaborasi dengan pusat riset lainnya yaitu Pusat Riset Pendidikan dan OR Arkeologi, Bahasa dan Sastra BRIN. Sedangkan, Astrofisika dikelompokkan bersama riset fisika pada rumah program riset fundamental," kata Emanuel.
Dinamika lingkungan antariksa penelitiannya berfokus pada mekanisme fisis yang menyebabkan dinamika dari mulai angin matahari sampai atmosfer atas.
Emanuel menerangkan juga mengenai analisis SWOT terkait Pusat Riset Antariksa BRIN.
Dia menyebut BRIN memiliki kelebihan dalam riset cuaca antariksa dan lingkungan antariksa yang merupakan satu-satunya di Indonesia. Selain itu, BRIN juga melakukan riset astronomi dengan memanfaatkan Observatorium Nasional.
"Kami juga memiliki jaringan pengamatan antariksa yang terbesar di Asia Tenggara hingga saat ini. Dikarenakan riset antariksa bersifat global, maka banyak mitra kolaborasi global kemudian berperan aktif pada organisasi internasional serta sumber informasi kepada stakeholder," ujar Emanuel.