JAKARTA - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyatakan tak ada sinyal darurat yang dipancarkan oleh Emergency Locator Transmitter (ELT) dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
"Kami cek di ELT yang ada di pesawat Sriwijaya 182 (SJ182, red) karena seluruh pesawat itu sudah teregistrasi di Basarnas ELT-nya. Namun, (saat, red) kejadian ini tidak memancarkan (sinyal, red)," kata Deputi Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas Mayjen TNI Bambang Suryo Aji dalam konferensi pers yang ditayangkan di KompasTV, Sabtu, 9 Januari.
Hal ini menimbulkan pertanyaan dan akan dilakukan pengecekan.
"Ini nanti yang perlu kita cek, kenapa tidak memancarkan. Biasanya akan memancarkan," tegasnya.
"Ketika pesawat lost contact di Puskodal kita di atas (ELT, red) itu akan memancarkan sinyal. Itu menandakan terjadi crash terhadap pesawat tersebut. Tapi ini tidak memancarkan," imbuh dia.
BACA JUGA:
Kabar perihal hilangnya pesawat ini, sambung Bambang, justru diperoleh Basarnas dari AirNav.
"Justru kami mendapat informasi dari AirNav terjadi lost contact jam sekian jam sekian," ungkap dia.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak dikabarkan hilang kontak, pada Sabtu, 9 Januari. Kabar ini kemudian dibenarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Novie Riyanto.
"Telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta-Pontianak dengan call sign SJ 182," kata Novie saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu, 9 Januari.
Dia mengatakan, kontak terakhir pesawat ini dilakukan pada pukul 14.40 WIB.
Terkait pesawat ini, berdasarkan data dari flightradar24, pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pukul 14.36 WIB dan estimasi kedatangannya dijadwalkan pukul 15.15 WIB.