Bagikan:

JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini membantu penyandang disabilitas menggunakan tongkat penuntun adaptif (TPA) dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

"Kalau bunyi artinya ada sesuatu. Ada barang atau orang. Bapak harus geser," kata Risma kepada salah satu penyandang disabilitas sensorik netra penerima bantuan TPA sebagaimana keterangan tertulis yang diterima di Maumere, Kabupaten Sikka, Antara, Rabu, 1 Maret. 

Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja di Ende, Selasa dan berbincang dengan penyandang disabilitas di bibir pantai Jalan Lintas Flores, Raporendu, Kecamatan Nangapanda.

Mensos Risma menjelaskan TPA dapat mengeluarkan suara seperti sirene jika ada objek di depannya. Alat itu juga mampu mengeluarkan suara selain bunyi yaitu peringatan darurat. Mensos pun telah menyerahkan bantuan dua unit tongkat penuntun adaptif kepada disabilitas.

Muhammad Rustam (46), seorang penyandang disabilitas sensorik netra asal Ende menahan haru saat menerima bantuan dari Mensos. Suara Rustam terbata-bata dan terdengar bergetar saat melakukan dialog bersama Mensos.

"Saya dari lubuk hati yang paling dalam mengucapkan terima kasih banyak kepada ibu Menteri Sosial. Saya berharap ibu bisa memperhatikan kami lebih lagi. Karena teman-teman saya ini, yang lebih parah, supaya bantuan dari Ibu Menteri bisa langsung tersentuh. Saya bangga," katanya.

Menjawab pernyataan itu, Mensos langsung meminta Kepala Dinas Sosial Ende untuk melakukan pendataan jumlah disabilitas secara spesifik sesuai dengan jenis disabilitas.

Selain memberikan TPA, dalam kunjungan kerja itu Mensos juga menyerahkan motor roda tiga niaga kepada penyandang disabilitas fisik, lengkap dengan bantuan paket usaha jualan makanan dan minuman ringan.

Bantuan itu merupakan bentuk pemberdayaan untuk kemandirian bagi penyandang disabilitas yang diberikan melalui Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI).

Adapun bantuan ATENSI di Ende diserahkan kepada 16 orang dengan rincian enam anak yang memerlukan perlindungan khusus (AMPK), lima penyandang disabilitas, dan lima orang lansia.

Bantuan yang diberikan berupa pemenuhan hidup layak seperti peralatan sekolah, penambahan nutrisi dan sembako; alat bantu berupa tongkat penuntun adaptif sebanyak dua unit untuk penyandang disabilitas; dan bantuan kewirausahaan berupa motor roda tiga dan paket usaha untuk satu orang disabilitas. Total bantuan yang diserahkan senilai Rp80,4 juta.

Selanjutnya Mensos juga meninjau progres pembuatan 25 unit kapal fiber berkekuatan lima GT yang sudah memasuki tahap penyelesaian. Total bantuan untuk kapal senilai Rp6,48 miliar yang dilengkapi dengan teknologi komunikasi dan alat pendeteksi ikan.

Kapal berkapasitas empat ton ini dibuat di Ende oleh masyarakat sendiri agar mereka bisa mandiri memperbaiki kapal jika terjadi kerusakan.

Menurut Mensos, nelayan terancam kehilangan mata pencaharian jika tidak dibekali dengan kapal yang memadai. Oleh karena itu pemberian kapal itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di Ende.

"Jadi kalau alat untuk cari makannya gak ada bagaimana dia bisa sejahtera," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Ende Djafar Achmad menyampaikan rasa syukur atas bantuan yang diserahkan. "Ini luar biasa bagi kami semua. Ibu Risma, kami sangat berterima kasih atas bantuan kapal lima GT ini untuk nelayan," katanya.

Djafar mengatakan terdapat 10 kecamatan yang menerima bantuan di antaranya Kecamatan Pulau Ende, Nangapanda, Ende Utara, Ende Selatan, Ende Timur, Wolowaru, Wolojita, dan Maurole.