JAKARTA - Filipina dan Australia pada Hari Rabu membahas patroli bersama di Laut Cina Selatan, beberapa hari setelah mengadakan pembicaraan serupa dengan Amerika Serikat tentang perlunya melawan klaim China di jalur perairan strategis tersebut.
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles bertemu dengan mitranya dari Filipina Carlito Galvez di Manila.
"Kami berbicara hari ini tentang kemungkinan menjajaki patroli bersama dan kami akan melanjutkan pekerjaan itu dan kami berharap hal itu segera terwujud," kata Menteri Marles dalam konferensi pers bersama, melansir Reuters 22 Februari.
"Sebagai negara yang berkomitmen terhadap tatanan berbasis aturan global, wajar jika kita harus memikirkan cara-cara untuk bekerja sama dalam hal ini," sambungnya.
Dengan beberapa klaim maritim yang tumpang tindih, Filipina meningkatkan upayanya untuk melawan apa yang disebutnya sebagai "kegiatan agresif" Tiongkok di Laut Cina Selatan, yang juga telah menjadi titik nyala ketegangan Beijing dan Washington seputar operasi angkatan laut.
Pada Hari Selasa, sebuah pesawat Pasukan Penjaga Pantai Filipina (PCG) terbang di atas Laut Cina Selatan, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kehadirannya di perairan yang disengketakan dan melindungi apa yang dikatakannya sebagai wilayah maritimnya.
Dalam sebuah pernyataan, PCG mengatakan pihaknya melihat sebuah kapal penjaga pantai China dan puluhan kapal yang dicurigai sebagai kapal-kapal yang diawaki oleh milisi China di sekitar Second Thomas dan Sabina Shoals, yang keduanya berada di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina sepanjang 200 mil.
PCG memerintahkan para tersangka milisi tersebut untuk pergi dan mengatakan "mereka tidak diizinkan untuk berkeliaran atau mengerumuni beting-beting ini."
BACA JUGA:
Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait hal tersebut.
Diketahui, kemungkinan Filipina dan Australia untuk mengadakan patroli bersama muncul setelah diskusi serupa antara Manila dan Washington tentang pelaksanaan patroli penjaga pantai bersama, termasuk di Laut Cina Selatan.
Sementara, hubungan militer antara Australia dan Filipina sudah terjalin sejak tahun 1922 dan kedua negara memiliki perjanjian tentang kunjungan pasukan yang memberikan kerangka hukum dan operasional untuk kegiatan pertahanan.