TANJUNGPINANG - Personel Polres Bintan melakukan pengalihan rute jalan dampak rob yang melanda wilayah Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) hari ini.
Polisi terpaksa menutup akses jalan, salah satunya Jalan Merdeka, karena ketinggian rob di kawasan itu mencapai 40 centimeter. Air laut rawan masuk rumah dan toko (ruko) milik warga di pinggir jalan ketika dilewati kendaraan besar.
"Pengendara dari arah PT Pertamina atau Pelabuhan Roro diarahkan lewat jalur alternatif satu arah, yaitu Jalan R.E. Martadinata menuju ke Jalan Yos Sudarso, sampai banjir rob surut," kata personel Bhabinkamtibmas Kelurahan Tanjung Uban Kota Amrizal saat ditemui di Jalan Merdeka, dilansir dari Antara, Rabu, 22 Februari.
Rob di kawasan itu sudah terjadi sejak Selasa kemarin dipicu meluapnya air laut ke permukaan. Berdasarkan data BMKG, rob masih berpotensi terjadi hingga beberapa hari ke depan.
Dia mengatakan air laut mulai naik ke darat sejak pukul 08.00 WIB dan biasanya surut sekitar pukul 14.00 WIB. Sejumlah personel kepolisian siaga di beberapa ruas jalan guna membantu pengendara terjebak rob.
"Ketinggian air laut mencapai 30-40 centimeter. Sejauh ini belum ada korban," ujarnya.
Akibat kejadian alam itu, belasan rumah warga pesisir setempat terendam rob. Warga diminta mulai mengevakuasi barang-barang berharga, seperti peralatan elektronik ke tempat yang lebih tinggi supaya aman dan tidak rusak.
"Kami dari aparat kepolisian selalu siaga membantu warga terdampak banjir rob," katanya.
Menurut BMKG Tanjungpinang, rob di pesisir Pulau Bintan (Tanjungpinang dan Bintan) saat ini disebabkan fenomena super New Moon atau fase bulan baru yang bersamaan dengan Perigee atau jarak terdekat Bulan ke Bumi.
Prakirawan BMKG Tanjungpinang Rizqi Nur Fitriani mengatakan rob secara umum dapat berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.
"Periode banjir rob di Pulau Bintan diperkirakan berlangsung hingga 25 Februari 2023. Jadi, warga sebaiknya tetap waspada," ujarnya.