Warganet China Kegirangan, Jadikan Penyerbuan Gedung Capitol Bahan Olok-Olok
Gedung Capitol (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Warganet China meledak kegirangan setelah demokrasi Amerika Serikat (AS) tercoreng dengan sikap pendukung Presiden AS Donald Trump yang geruduk Gedung Capitol AS. Mereka membandingkan kerusuhan tersebut dengan kekacauan protes anti-pemerintah Hong Kong pada 2019.

Mengutip Channel News Asia, Kamis, 7 Januari 2021, tabloid media pemerintah China, Global Times, lewat Twitter-nya memberikan perbandingan foto para pengunjuk rasa Hong Kong yang menduduki Kompleks Dewan Legislatif Hong Kong pada Juli 2019 dengan kerusuhan di Washington DC pada Rabu, 6 Januari.

Terlihat bahwa pendukung Trump garis keras menyerbu Gedung Capitol AS untuk memprotes kekalahan Pemilu AS. Mereka mengambil foto narsis, berkelahi dengan keamanan dan menggeledah bagian-bagian gedung.

"@SpeakerPelosi pernah menyebut kerusuhan Hong Kong sebagai 'pemandangan yang indah untuk dilihat'," kata Global Times dalam unggahannya, merujuk pada komentar Ketua DPR Nancy Pelosi pada Juni 2019 tentang demonstrasi massa pro-demokrasi Hong Kong, yang kebanyakan damai pada saat itu.

"Masih belum terlihat apakah dia akan mengatakan hal yang sama tentang perkembangan terakhir di Capitol Hill."

Liga Pemuda Komunis China juga menggambarkan kerusuhan itu sebagai "pemandangan indah" di platform Weibo. Tagar "Pendukung Trump menyerbu Capitol AS" dipasang di Weibo, mengumpulkan 230 juta tampilan. Para pengguna membandingkan dukungan global untuk pengunjuk rasa Hong Kong dengan curahan kecaman terhadap massa pro-Trump.

"Saat ini, semua pemimpin negara Eropa telah menunjukkan standar ganda dan mengutuknya (kerusuhan Washington DC)," kata salah satu warganet China di platform Weibo yang disukai lebih dari 5.000 pengguna.

"Saya tidak tahu laporan standar ganda seperti apa yang akan diberitakan oleh media Hong Kong atau Taiwan kali ini."

"Apa yang terjadi di Dewan Legislatif Hong Kong tahun lalu terulang di Capitol AS," tulis pengguna lain dalam komentar dan disukai lebih dari 4.500 pengguna. 

Pengunjuk rasa Hong Kong menyerbu badan legislatif untuk menuntut demokrasi. Aksi tersebut dilakukan ketika China memberlakukan Undang-Undang (UU) Keamanan Nasional. UU tersebut telah menyapu tokoh-tokoh oposisi dan aktivis dalam penangkapan massal.

Presiden terpilih AS Joe Biden mengatakan para perusuh AS merusak demokrasi dengan mencoba membalikkan kekalahan Trump dalam pemilihan yang berlangsung pada November 2020.