BANDA ACEH - Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq menemukan elpiji bersubsidi tabung 3 kg untuk masyarakat miskin dijual melebihi ketetapan yakni mulai Rp35 ribu sampai Rp38 per tabung.
"Kita mendapat informasi dari masyarakat langsung, saat ini harga mencapai Rp35 sampai Rp38 ribu, yang seharusnya hanya Rp18 ribu per tabung," katanya dikutip ANTARA, Minggu 19 Februari.
Hal itu disampaikan Bakri usai memantau langsung ketersediaan elpiji 3 kg di tingkat distributor dan pengecer hingga pengecekan harga ke pedagang.
Bakri menjelaskan elpiji subsidi 3 kg yang diproduksi oleh PT Pertamina (Persero) hanya diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu, usaha mikro, serta nelayan dan petani sasaran.
Menurut dia, elpiji saat ini menjadi salah satu kebutuhan dasar rumah tangga, terutama di perkotaan. Jika elpiji tidak tersedia, maka sulit bagi warga beralih kembali ke kompor minyak tanah atau kayu bakar seperti era lama.
Bakri pun meminta harga jual elpiji 3 kg kepada masyarakat tidak melebihi harga yang telah ditetapkan pemerintah.
"Tak kalah penting, penyaluran elpiji ini harus tepat sasaran. Jangan sampai di kota, lebih banyak dipakai oleh masyarakat yang tergolong kaya atau mampu. Karena, ini kan barang bersubsidi khusus bagi saudara yang termasuk masyarakat berpenghasilan rendah," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Bakri juga mengimbau Pertamina dan stakeholder terkait lainnya, termasuk para pedagang untuk bersama-sama memastikan penyaluran elpiji tersebut tepat sasaran.
"Kita harus bersama-sama memastikan subsidi elpiji 3 kg ini tepat sasaran kepada warga Kota Banda Aceh yang berhak," sebutnya.