Menkes: Transformasi Kesehatan Cegah RI Jadi Negara Banyak Penyakit
Menkes Budi Gunadi Sadikin/DOK Kemenkes

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan transformasi kesehatan yang menjadi salah satu fokus pemerintah bertujuan agar Indonesia tidak menjadi negara dengan banyak penyakit.

“Arah pembangunan kesehatan saat ini fokus pada pencegahan masyarakat agar tidak sakit. Hal itu dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan di puskesmas dan posyandu, serta pelibatan masyarakat dalam menjaga kesehatan," katanya dilansir ANTARA, Sabtu, 18 Februari.

Menkes mengatakan pencegahan lebih dapat mengurangi beban ekonomi daripada pengobatan, sehingga dapat menciptakan penduduk negara dengan kualitas kesehatan yang baik. Bahkan dalam hal kualitas hidup, pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan.

Dalam transformasi kesehatan, salah satu upaya yang paling dipercepat adalah transformasi pelayanan primer. Dimana pemerintah secara bertahap terus melengkapi fasilitas di puskesmas, serta merevitalisasi konsep pelayanan primer.

"Itu sifatnya preventif atau disebut preventif promotif , bukan pelayanan sekunder atau rujukan. Jadi kita termasuk pemerintah daerah harus menjaga kesehatan masyarakat. Itu tugas utama bidang kesehatan, bukan menyembuhkan yang sakit," katanya.

Menkes menyatakan saat ini Indonesia baru memiliki 10 ribu puskesmas. Jumlahnya tidak bisa menjangkau semua masyarakat, sehingga membutuhkan lebih banyak bantuan dari poskesdes.

Karena itu, Kemenkes menyatakan akan merevitalisasi konsep pelayanan primer, mulai dari pelayanan puskesmas, hingga poskesdes dan polindes , menjadi satu kesatuan yang disebut posyandu prima.

“Ke depan, pelayanan kesehatan primer akan melayani semua umur, mulai dari bayi hingga lansia. Dengan begitu, upaya pencegahan dilakukan terhadap semua umur penduduk Indonesia," ujarnya.

Menkes bersama jajarannya mulai menelusuri daerah-daerah terpencil yang membutuhkan bantuan untuk meningkatkan sistem pelayanan kesehatan dasar, seperti di Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara.

Kabupaten tersebut hanya memiliki 11 puskesmas, delapan unit di antaranya berada di lokasi terpencil dan sisanya berada di lokasi sangat terpencil.

Karena itu, bersama pemerintah daerah, pada tahun 2022 Kemenkes akan menetapkan 11 puskesmas tersebut sebagai puskesmas rawat inap, sehingga dapat memaksimalkan pelayanan karena jarak antar puskesmas, ditambah kondisi jalan yang buruk.

“Pembangunan kesehatan di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Dibutuhkan keterlibatan pemerintah daerah dan masyarakat untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan penduduk yang sehat," demikian Budi Gunadi Sadikin.